"Tolong perhatikan kualitas alat apa pun yang kita beli. Harus halus (permukaannya). Bisa coba dipegang," kata dia di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pijat wajah stimulasi kemampuan bicara anak
"Kalau misal tidak mau beli yang asli, 'kristal' ya enggak apa-apa. Misal hanya Rp50 ribu tetapi halus, ya enggak apa-apa. Karena saat saya ambil kelasnya pakai tutup (tumbler), boleh," tutur dia.
Askarina mengatakan pernah menggunakan sendok untuk memijat wajahnya kala tak membawa alat. Namun, dia mengingatkan tentang teknik yang artinya tidak menekan bagian pinggir sendok sekuat tenaga pada wajah karena bisa berdampak buruk pada permukaan kulit.
"Artinya gua sha itu coining, spooning. Pease be gentle with your face. Orang mikir semakin gosong semakin tokcer tetapi enggak di muka," pesan dia.
Sebaiknya lembapkan dulu wajah sebelum dipijat misalnya dengan pelembap atau produk akhir dari rangkaian perawatan kulit malam. Pijatlah wajah selama lima menit.
"(Pipi) kanan kiri, karena kelihatan ya lebih tirus karena badan kita 70 persen air. Saya senang tiap malam, idealnya lima kali sudah cukup. Bisa setiap hari," kata dia yang tidak menyarankan seseorang memijat wajah menggunakan alat pada kulit berjerawat.
Terakhir, Askarina mengingatkan untuk rutin mencuci alat gua sha menggunakan sabun demi menjaga kebersihannya.
Gua sha adalah teknik yang digunakan dalam pengobatan tradisional Asia Timur untuk mengobati nyeri otot dan ketegangan.
Sebagian orang juga menggunakan teknik ini untuk membantu membuat wajah lebih tirus dan sehat bercahaya atau glowing.
Baca juga: Pijat wajah pakai alat gua sha atau jari, mana yang benar?
Baca juga: Meremajakan kulit dengan alat pijat gua sha modern
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023