Jakarta (ANTARA) - Indonesia terus berupaya meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Afrika Selatan melalui pameran bisnis Africa’s Big 7 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 18-20 Juni.
Africa’s Big 7 adalah pameran bisnis tahunan yang tahun ini dihadiri 3.500-an pelaku bisnis makanan dan minuman, ritel, perhotelan, katering, olahraga, tekstil dari 37 negara.
Kuasa Usaha ad Interim KBRI Pretoria Victor Josef Sambuaga mengatakan produk-produk Indonesia harus terus dipromosikan di Afrika Selatan guna meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.
Namun, dia menyebut tantangan penetrasi produk Indonesia ke pasar Afrika Selatan tidak mudah karena berbeda dengan produk Eropa dan negara-negara lainnya yang dikenakan biaya relatif lebih rendah, produk Indonesia masih dikenakan tarif cukup tinggi.
“Pemerintah Afrika Selatan masih memberlakukan tarif yang relatif tinggi sekitar 0 sampai 30 persen untuk produk makanan,” kata Sambuaga dalam keterangan KBRI Pretoria di Jakarta, Selasa.
Baca juga: 14 perusahaan Indonesia berpartisipasi dalam pameran "Africa's Big 7"
Kepala Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Johannesburg Tonny Hendriawan mengungkapkan kinerja perdagangan Indonesia dengan Afrika Selatan pada periode 2020-2022 menunjukkan tren positif, walaupun pada periode Januari-April 2023 cenderung stagnan.
Menurut Tonny, total perdagangan Indonesia-Afrika Selatan naik 60,6 persen dari 3 miliar dolar AS (Rp45 triliun) pada 2020 menjadi 3,25 miliar dolar AS (Rp48,77 triliun) pada 2022.
Nilai ekspor juga naik 38,07 persen dari 572 juta dolar AS (Rp8,58 triliun) pada 2020 menjadi 1,1 miliar dolar AS (Rp16,5 triliun) pada 2022.
Sementara kinerja ekspor Indonesia ke Afrika Selatan pada Januari-April 2023 relatif lebih rendah dibandingkan periode sama 2022, yakni dari 330 juta dolar AS (Rp4,95 triliun) menjadi 294,4 juta dolar AS (Rp441,42 miliar).
Secara umum, neraca perdagangan Indonesia-Afrika Selatan periode Januari-April 2023 mencapai 554 juta dolar AS (Rp8,31 triliun).
Baca juga: KBRI Pretoria harapkan peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Afrika
Tonny menyebut ekspor produk makanan olahan Indonesia ke Afrika Selatan dalam dua tahun terakhir masih harus terus digenjot lagi karena nilainya masih di bawah potensi pasar.
Nilai ekspor produk olahan Indonesia pada 2021 mencapai 429 ribu AS (Rp6,44 miliar), sementara pada 2022 mencapai 320 ribu dolar AS (Rp4,80 miliar).
Adapun nilai ekspor produk minuman naik 37 persen dari 22.900 dolar AS(Rp343,82 juta) pada 2021 menjadi 31.500 dolar AS pada 2022 (Rp472,94 juta).
Tonny mengatakan ada banyak tantangan untuk penetrasi produk Indonesia, namun optimistis produk-produk Indonesia tetap memiliki peluang di Afrika Selatan.
Dia berharap beragam produk Indonesia dalam pameran Africa's Big 7 dapat meningkatkan peluang bisnis guna perluasan pasar di Afrika Selatan.
Baca juga: Produk Indonesia dipromosikan dalam resepsi HUT RI di Afrika Selatan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023