Hanya delapan saham meraih keuntungan, sementara 32 saham lainnya mengalami kerugian
Paris (ANTARA) - Saham-saham Prancis berakhir di zona merah pada perdagangan Senin waktu setempat (19/6/2023), berbalik melemah dari kenaikan tajam akhir pekan lalu, dengan indeks acuan CAC 40 di Bursa Efek Paris jatuh 1,01 persen atau 74,60 poin menjadi menetap di 7,314.05 poin.
Indeks CAC 40 melonjak 1,34 persen atau 97,74 poin menjadi 7.388,65 poin pada Jumat (16/6/2023), setelah merosot 0,51 persen atau 37,62 poin menjadi 7.290,91 poin pada Kamis (15/6/2023), dan menguat 0,52 persen atau 37,73 poin menjadi 7.328,53 poin pada Rabu (14/6/2023).
Dari 40 saham perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks CAC 40, hanya delapan saham meraih keuntungan, sementara 32 saham lainnya mengalami kerugian.
Vinci SA, sebuah perusahaan konstruksi dan konsesi multinasional asal Prancis menderita kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terperosok 4,00 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan multinasional Prancis yang memasok gas industri dan jasa-jasa ke berbagai industri termasuk manufaktur medis, kimia dan elektronik Air Liquide SA kehilangan 3,83 persen; serta perusahaan jasa-jasa pembayaran dan transaksional multinasional Prancis Worldline SA tergelincir 2,61 persen.
Sementara itu, dikutip dari Xinhua, Safran SA, sebuah perusahaan yang memasok sistem dan peralatan kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Prancis terangkat 1,74 persen, menjadi pencetak keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan jasa keuangan yang menarik simpanan dan menawarkan layanan perbankan komersial, ritel dan investasi Societe Generale SA meningkat 0,47 persen; serta perusahaan induk jasa keuangan dan bank universal multinasional Prancis BNP Paribas SA menguat 0,42 persen.
Baca juga: Saham Inggris dibuka lebih rendah terseret penambang dan energi
Baca juga: Saham Eropa dibuka turun, investor tunggu stimulus lebih lanjut China
Baca juga: Saham Asia hentikan reli, fokus stimulus China dan kesaksian Powell
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023