Ini bukanlah Barca"
Madrid (ANTARA News) - Menyusul kekalahan mengejutkan 0-2 Barcelona dari AC Milan pada leg pertama 16 Besar Liga Champions dini hari lalu, Spanyol menerima ancaman mengenai tak ada satu pun timnya maju ke perempatfinal Liga Champions.
Jika itu terjadi, maka inilah kali pertama klub-klub Spanyol tak bisa mencapai perempatfinal Liga Champions dalam delapan tahun terakhir.
Dua gol dari Kevin-Prince Boateng dan Sulley Muntari memberi wakil Italia itu bekal sangat berharga dalam menjalani laga tandang ke Nou Camp tiga pekan mendatang, sebaliknya media massa Spanyol mengkhawatirkan dominasi negaranya di Eropa dalam beberapa tahun ini akan segera berakhir.
"Ketakutan atau kematian?' tanya harian olahraga "AS" yang terbit di Madrid. Sementara koran pesaingnya yang juga terbit di Madrid, Marca, berkomentar lebih jahat lagi.
"The Cules (julukan Barca) menampilkan permainan terburuk mereka dalam lima tahun terakhir," tulis Marca di bawah headline "Ini bukanlah Barca."
Kali ini, dua harian olahraga yang terbit di Barcelona --Sport dan Mundo Deportivo-- setuju dengan analisis koran-koran Madrid. Keduanya menyebut "Barca yang buruk" dan "wasit yang buruk" menjadi penyebab kekalahan Barcelona.
Memang ada keluhan terhadap keputusan wasit asal Skotlandia Craig Thomson yang tidak menganulir gol pertama Milan karena dianggap handball. Tapi kebanyakan pemain Barca menepisnya.
Bek Gerard Pique mengklaim Barca "mungkin tidak sebagus yang mereka kira," sementara Dani Alves mengakui bahwa "kami tidak menciptakan peluang atau bereaksi setelah gol pertama."
Merasakan mundur tidak hanya terjadi pada klub Catalonia ini, karena semua dari empat wakil Spanyol di Liga Champions pada 16 Besar memang gagal bersinar.
Real Madrid menghadapi tugas sulit jika mereka ingin mempertahankan ambisinya meraih gelar ke-10 juara Liga Champions setelah ditahan seri 1-1 oleh tamunya Manchester United pekan lalu, sementara Malaga dan Valencia, kalah dari lawan-lawannya, masing-masing terhadap Porto dan Paris Saint-Germain.
Teori-teori pun bertebaran mengenai andai siklus dominan Spanyol, setidaknya pada tingkat klub, akan segera berakhir.
Tomas Guasch dalam editorial Marca, Kamis, mengklaim adalah perkara waktu saja kesenjangan kompetisi di La Liga mempengaruhi performa Barca dan Madrid di Eropa, sementara yang lain berspekulasi bahwa pengaruh krisis ekonomi akhirnya sampai juga ke lapangan sepakbola.
Tapi pesimisme itu untuk sementara disimpan dulu.
Rekor Barca yang menakjubkan dalam mencapai semifinal Liga Champions dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa jika pun ada tim yang mampu membalikkan keadaan dari tertinggal 0-2, maka Barca-lah yang paling bisa melakukannya.
Madrid juga pernah bangkit dengan menang 3-2 di laga tandang melawan United setelah ditahan seri 0-0 di Bernabeu pada 2000. Kebanggaan itu akan menular kepada Malaga dan Valencia.
Mereka akan berharap yang terbaik kala melawan Manchester dan Milan pekan-pekan nanti untuk membunuh kekhawatiran tenggelam cepatnya dominasi Spanyol, demikian AFP. (*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013