Sisi bisnis sepak bola
Mendatangkan Argentina, meski Erick pernah berujar hal itu terwujud karena hubungan baiknya dengan mantan kapten Inter Milan Javier Zanneti, tentu membutuhkan biaya besar.
Meski PSSI tidak pernah mengumumkan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan tim juara Piala Dunia tersebut, salah satu media Amerika Serikat pernah mengulas bahwa biaya untuk mendatangkan Argentina berada di kisaran lima juta dolar atau sekira Rp 74 milyar.
Berapapun biayanya, dapat dipastikan besar. Tentu karena PSSI bukan badan amal, organisasi tersebut harus berhitung cermat untuk meminimalisir kerugian, justru mestinya dengan pengelolaan yang benar, pertandingan ini dapat menghasilkan keuntungan bagi PSSI.
Hal itu sejalan dengan konsep-konsep industrialisasi dan komersialisasi sepak bola yang kerap digaungkan Erick. Bukan apa-apa, tapi sebagai seorang pengusaha, Menteri BUMN itu tentu berharap ke depannya sepak bola dapat menjadi bisnis yang menguntungkan.
Terbukti, berkat nama besar Argentina, tiket pertandingan tersebut pun laku keras bak kacang goreng. Di media sosial, muncul komentar-komentar yang menyatakan bahwa "war" untuk mendapatkan tiket Indonesia kontra Argentina seperti persaingan untuk membeli tiket konser musik Coldplay, atau persaingannya sangat ketat.
Padahal tiket yang dijual memiliki harga yang cukup premium bagi kebanyakan orang Indonesia, yakni Rp 4.250.000 untuk VIP Barat dan VIP Timur, Rp 2.500.000 untuk kategori 1, Rp 1.250.000 untuk kategori 2, dan Rp 600.000 untuk kategori 3. Artinya, publik sepak bola tanah air bersedia merogoh kocek dan bersedia mencari uang agar dapat menyaksikan pertandingan langka ini.
Bagi PSSI dan para sponsor, pertandingan melawan Argentina juga menjadi kesempatan yang sangat tepat untuk memasarkan produk mereka lebih invasif lagi ke masyarakat. Mulai dari jersey Indonesia dan Argentina, merchandise, pernak-pernik, atau segala hal yang terkait pertandingan ini berpeluang besar untuk dibeli dan dikonsumsi masyarakat gila bola di Indonesia.
Roda ekonomi juga berputar kencang menjelang pertandingan itu. Penjualan tiket pesawat bagi para calon penonton dari luar Jakarta, keterisian kamar-kamar hotel, dan kebutuhan makan-minum dipastikan melonjak untuk memenuhi kebutuhan para penonton.
Sepak bola, terlebih sepak bola modern, memang semestinya seperti itu. Bukan hanya menyenangkan untuk dimainkan dan disaksikan, tapi juga mendatangkan manfaat ekonomi.
Baca juga: Erick: 20 ribu tiket Indonesia vs Argentina ludes dalam sembilan menit
Baca juga: BSI mendukung penuh FIFA Match Day Indonesia vs Palestina
Selanjutnya: Bukti Indonesia mampu
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023