"Selain mereka akan berpameran, berkarya juga akan berdialog dengan seniman dan kelompok-kelompok seni di Indonesia," kata Direktur Artistik Biennale Equator #2, Farah Wardani, di Yogyakarta, Kamis.
Saat melakukan sosialisasi Biennale Jogja XII Equator #2 di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dia menjelaskan bahwa Biennale Equator #2 merupakan seri kedua dari proyek Biennale Equator yang diluncurkan Yayasan Biennale Yogyakarta tahun 2011.
"Biennale Equator #2 akan melibatkan seluruh elemen masyarakat Yogyakarta. Keistimewaan Yogyakarta dengan produktivitas dan kreativitas masyarakatnya dapat kita kabarkan ke seluruh dunia," kata Farah.
Agung Hujatnikajennong dari Indonesia dan Sarah Rifky dari Mesir, kata dia, akan menjadi kurator pameran yang diselenggarakan bersama negara-negara Arab itu.
Ia menjelaskan pula bahwa bulan ini kurator dan direktur Biennale Jogja XII Equator #2 melakukan lawatan ke Yogyakarta, Bandung dan Jakarta untuk sosialisasi.
Agung menjelaskan, situasi yang kompleks saat ini membuka kemungkinan-kemungkinan bagi seniman untuk bereksperimen dan berinteraksi dengan dunia namun juga menghadapkan seniman dengan mekanisme baru yang tak dapat diprediksi, yang berpotensi mereduksi otonomi kultural mereka sebagai individu.
"Kerangka kuratorial ini diharapkan mampu membaca dan memikirkan ulang fungsi dan posisi seni dalam masyarakat kontemporer," katanya.
(KR-HRI)
Agung Hujatnikajennong dari Indonesia dan Sarah Rifky dari Mesir, kata dia, akan menjadi kurator pameran yang diselenggarakan bersama negara-negara Arab itu.
Ia menjelaskan pula bahwa bulan ini kurator dan direktur Biennale Jogja XII Equator #2 melakukan lawatan ke Yogyakarta, Bandung dan Jakarta untuk sosialisasi.
Agung menjelaskan, situasi yang kompleks saat ini membuka kemungkinan-kemungkinan bagi seniman untuk bereksperimen dan berinteraksi dengan dunia namun juga menghadapkan seniman dengan mekanisme baru yang tak dapat diprediksi, yang berpotensi mereduksi otonomi kultural mereka sebagai individu.
"Kerangka kuratorial ini diharapkan mampu membaca dan memikirkan ulang fungsi dan posisi seni dalam masyarakat kontemporer," katanya.
(KR-HRI)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013