Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat tindak kejahatan kekerasan seksual dapat mengakibatkan dampak terhadap perekonomian suatu negara karena bisa berimbas ke banyak sektor di negara tersebut.
"Selain kerusakan fisik dan psikologis, kekerasan seksual juga mengakibatkan beban sosial dan ekonomi yang penting. Dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan juga substansial," kata Wakil Presiden Pengentasan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi Bank Dunia, Otaviano Canuto, dalam rilis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, beban dampak sosial dan ekonomi itu ditemukan sangat tinggi terutama di negara-negara yang tengah berkonflik di mana kekerasan seksual juga digunakan sebagai alat peperangan yang mengakibatkan trauma mendalam dan melemahkan kohesi sosial sehingga dapat menghambat proses pembangunan perdamaian di daerah konflik.
Secara keseluruhan, kekerasan seksual merupakan permasalahan yang kompleks yang membutuhkan respons multisektoral yang terintegrasi seperti untuk menghilangkan siklus impunitas sembari bekerja dalam mencegah kemunculan kembali tindak kejahatan tersebut.
Ia memaparkan, dalam sektor perekonomian, hal yang harus dilaksanakan mencakup pemberdayaan ekonomi bagi korban tindak kejahatan seksual serta memperbaiki secara menyeluruh kondisi ekonomi di sejumlah negara-negara yang rentan yang memiliki kemungkinan tinggi akan terjadinya peristiwa kekerasan seksual.
Ia juga menuturkan, Bank Dunia telah terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berguna untuk mengatasi dan mencegah kekerasan seksual di sejumlah kawasan konflik.
"Dukungan kami meliputi kerja operasional dan analisis di negara-negara rentan dan pascakonflik. Termasuk dukungan kepada korban kekerasan berbasis seksual," katanya.
Sejumlah program lembaga keuangan multilateral tersebut yang terdapat di negara-negara rentan dan pascakonflik antara lain dilakukan di kawasan Afrika seperti Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Burundi, dan Sudan Selatan.
Selain itu, kawasan lainnya di mana Bank Dunia terlibat dalam memberi dukungan guna mengatasi permasalahan berbasis seksual termasuk di sejumlah negara Amerika Latin seperti Haiti, Brazil, Honduras, dan Bolivia.(M040)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013