Lebak (ANTARA) -
Pagi itu, puluhan petani memanjat pohon aren yang menjulang tinggi. Satu per satu tinggi batang pohon itu ditaklukkan untuk menyadap air nira. Manis nira itulah yang menjauhkan jera dari petani pemanjat.

Petani pemanjat pohon aren itu menyadap air nira dari batang pohon berketinggian 15 -- 25 meter, lalu menampungnya ke dalam bambu sepanjang 1,5 meter.

Air nira yang ditampung ke bambu itu nantinya sebagai bahan baku produksi gula cetak dan gula semut yang dilakukan pelaku usaha mikro kecil, dan menengah ( UMKM).

Pelaku UMKM yang memproduksi gula aren di Kabupaten Lebak itu tersebar di Kecamatan Sobang, Cilograng, Gunungkencana, Leuwidamar, Cigemblong, Cijaku, Cihara, Panggarangan, Malingping, Muncang, Leuwidamar, dan Cirinten.

Produksi gula aren oleh UMKM di daerah itu berkembang sehingga mendongkrak ekonomi daerah dan menyejahterakan warga setempat, antara lain, melalui tenaga kerja yang diserap oleh UMKM tersebut.

Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi mengatakan bahwa pihaknya mendorong pelaku UMKM gula aren bisa berkembang agar meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Produksi gula aren saat ini menjadikan andalan ekonomi masyarakat karena terdapat perkebunan tanaman aren. Sebagian daerah ini terdapat perkebunan aren sebagai bahan baku gula aren tersebut.


Bagi warga, pohon aren menjadikan hidup mereka lebih manis.

Banyak kecamatan di Kabupaten Lebak yang memiliki perkebunan aren sebagai sumber bahan baku gula. Inilah Perputaran uang dari hasil produksi gula aren di Lebak mencapai miliaran rupiah per tahun.

Keberadaan industri gula aren ini juga menyerap ribuan tenaga kerja sehingga upah pekerja ini ikut meneteskan rezeki ke berbagai sektor.

Ade menganalisis bahwa perajin gula aren di Lebak bisa berkembang karena permintaan pasar lokal dan ekspor cukup tinggi

Pemerintah Kabupaten Lebak telah menetapkan gula aren sebagai produk unggulan daerah karena keberadaannya memberi tetesan ke berbagai pihak (multiplier effects). Ribuan pekerja, mulai dari petani, pelaku UMKM, pemanjat pohon, buruh angkut, sopir, pedagang, hingga tengkulak berada dalam mata rantai bisnis gula aren.

Produksi gula aren Provinsi Banten mencapai ribuan ton per bulan dengan sasaran pasokan ke berbagai daerah di Tanah Air dan menembus pasar ekspor.

Keunggulan gula aren di daerah itu karena alami dan organik karena bahan baku gula aren ini dihasilkan dari perkebunan tanpa terpapar pupuk kimia.

Perkebunan aren terletak di kawasan pegunungan dan perbukitan atau di atas 600 permukaan laut.

Saat ini, jumlah pelaku UMKM gula aren tercatat 5.815 unit dengan omzet menembus Rp96 miliar per tahun.

Semua pelaku usaha gula aren diberikan sertifikasi halal dan sertifikasi organik, guna menembus pasar nasional dan ekspor.

"Produksi gula aren terbukti mampu mengatasi kemiskinan," kata Ade meyakinkan.

Produksi gula aren dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar. Bentuknya terbagi dua, yaitu cetak yang dikenal gula aren cetak dan bubuk yang disebut gula aren semut.

Produksi gula aren jenis semut kini sudah dipasarkan di sejumlah hotel berbintang di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Bandung, dan Bali.

Karena itu, tidak heran jika menginap di hotel berbintang nyaris selalu ditemukan gula semut produksi UMKM Kabupaten Lebak.

Kebanyakan gula aren itu digunakan sebagai pemanis, seperti campuran minuman, makanan, aneka kuliner, sirup, dan makanan lainnya.

Guna meningkatkan nilai tambah, pelaku UMKM produksi gula aren diminta berinovasi agar bisa bersaing pasar dan menembus pasar lebih luas lagi.

Perkebunan aren di Kabupaten Lebak terpencar di berbagai lokasi. Saat ini, perkebunan aren tumbuh sehat karena diberi pupuk kompos kotoran musang atau careh.

Pemkab Lebak juga membantu menyalurkan bantuan benih pohon aren genyah dari Kalimantan Timur untuk dikembangkan petani lokal.


Ekspor

Ketua Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mitra Mandala Kabupaten Lebak Anwar Aan mengatakan pihaknya mampu mengekspor ke berbagai negara setelah memperoleh sertifikat pangan organik internasional dari pemerintah tahun 2015 sehingga kepercayaan konsumen di luar negeri cukup tinggi.
Belum lama ini pihaknya memenuhi permintaan ekspor ke Korea Selatan sebanyak 2,5 ton. Selain itu juga memasok ke Belanda sekitar 20 ton. Bahkan, pengiriman dilakukan secara rutin per bulan sesuai dengan permintaan.

Produksi gula cetak asal Lebak diminati warga Belanda karena produk ini masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia.

Gula aren di Negeri Kincir Angin itu digunakan sebagai bahan pemanis minuman dan aneka makanan. Keunggulannya, selain manis juga tahan lama. Oleh karena itu, permintaan untuk pasar ekspor cukup tinggi.

Selain ekspor, KUBE itu bisa memasok gula aren ke perusahaan eksportir di Jakarta sebanyak 20 ton per bulan. Perusahaan itu lalu mengekspor ke Belanda.

Anwar mengaku bahwa menampung produk dari enam kelompok UMKM gula aren binaannya di Kecamatan Sobang, Cigemblong, dan Panggarangan.

Pelaku UMKM di daerah itu ditopang oleh perkebunan nira seluas 170 hektare dengan 148 petani lokal yang merawat.

Maman, pedagang Rangkasbitung, mengaku memiliki 200 perajin dan setiap pekan menampung produksi gula aren mereka.

"Kami juga memasok gula aren ke luar daerah juga keluar negeri melalui agen di Jakarta," katanya.


Gula aren cimenga

Awa (45), pemilik Toko Najwa yang menjual produk aneka makanan tradisional di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan pihaknya kewalahan melayani permintaan gula aren cimenga dari pelaku UMKM Cijaku.

Gula aren cimenga memiliki kualitas bagus karena proses produksinya dilakukan secara tradisional.

Pihaknya memasok gula aren cimenga ke berbagai daerah di Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Harga gula aren cimenga itu rata-rata Rp300 ribu per toros atau 25 gula.

Pedagang itu sehari bisa menjual 30 toros, yang jika diakumulasikan mencapai Rp9 juta. Mayoritas gula aren cimenga dikirim melalui paket ke luar Banten untuk bahan baku dodol.

Pedagang gula aren cimenga lain, Undang (60), memasok ke Tangerang, Serpong hingga Jakarta, mencapai omzet 300 toros dengan pendapatan Rp90 juta/pekan.

Pengakuan Undang sudah puluhan tahun berjualan gula aren cimenga menunjukkan produk ini bukan saja laku, lebih dari itu tetesan manisnya juga dinikmati berbagai lapisan.


Editor: Achmad Zaenal M
​​​​​​​

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023