Beijing (ANTARA) - Otoritas China mencabut impor daging sapi dari Polandia dan Belgia, sementara beberapa pengelola rumah makan di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu mulai menghentikan impor ikan dari Jepang karena rencana pembuangan limbah nuklir.
Badan Kepabeanan China (GAC) bersama Kementerian Pertanian dan Perdesaan China (MOA) telah mengirimkan tim pakar ke Polandia dan Belgia untuk mengevaluasi sistem pengendalian dan pencegahan penyakit sapi gila.
Hasilnya sudah sesuai dengan persyaratan karantina dan kesehatan sehingga China mencabut larangan impor tersebut, demikian pernyataan bersama GAC dan MOA yang dipantau di Beijing, Minggu.
Larangan impor tersebut dikeluarkan sejak Maret 2001 setelah kedua negara itu dilanda wabah penyakit sapi gila.
GAC dan MOA juga telah menangguhkan larangan impor daging babi dari Italia. Larangan impor tersebut berlaku sejak 1999 karena wabah penyakit flu babi.
Pada Februari lalu, China juga telah menangguhkan larangan impor daging babi dari Kolombia.
Sementara itu, beberapa pengelola restoran Jepang di China menghentikan impor ikan dari Jepang.
Penghentian impor ikan dari Jepang itu dipicu oleh kekhawatiran komunitas internasional akan rencana pembuangan limbah nuklir oleh Tokyo Electric Power Company ke Samudera Pasifik, tulis media China, Global Times.
"Mengingat berita tentang rencana pembuangan air radioaktif, banyak pelanggan kami yang khawatir atas makanan Jepang," kata seorang pengelola restoran Jepang di Beijing dikutip media yang berafiliasi dengan otoritas China itu.
Baca juga: Kuomintang protes kebijakan Pemimpin Taiwan impor daging dari AS
Baca juga: Pembenahan sistem logistik perdagangan daging penting jelang puasa
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023