Hal itu terjadi saat Ganjar Pranowo menggelar pertemuan dengan para generasi Z dan milenial Bali di Kebon Vintage Cars Bali Classic, Denpasar, Sabtu (17/6) sore.
“Lalu kamu kritik apa untuk pemerintah? Sekalian sampaikan kritik yang sinis dan sadis,” kata Ganjar.
Bagus lalu menjawab ada tiga hal, pertama bahwa pemerintah jarang melibatkan pelaku industri kreatif lokal dalam tiap kegiatan yang disponsori pemerintah.
Kedua adalah pentingnya pengakuan negara akan profesi pelaku industri kreatif. Pengakuan akan berimbas hingga ke perbankan yang bersedia memberikan kredit untuk anak-anak muda pelaku sektor kreatif.
Dia mencontohkan profesi pembuat perangkat lunak atau software maker yang belum mendapatkan pengakuan sehingga memiliki konsekuensi pada akses keuangan di perbankan.
“Jadi butuh rekognisi ya?” Tanya Ganjar.
“Benar,” jawab Bagus.
Ketiga kata Bagus adalah ada badan ekonomi kreatif yang mau mendengarkan usulan ide kreatif dari seniman kelas bawah. Sebab pengalaman dirinya, jika tanpa bantuan orang dalam, hal demikian sulit dilakukan.
Mendengar itu, Ganjar langsung merespons. “Wah saya akan telepon Mas Sandi kalau begini.”
Namun Ganjar kemudian merevisi niatnya namun menelepon Gubernur Bali I Wayan Koster.
“Kan butuh akses. Nanti coba telpon Pak Koster, diangkat apa endak. Kedua, perkenalkan diri dan sampaikan nomernya dikasih Pak Ganjar. Coba lakukan,” kata Ganjar.
Dari sisi Gen Z yang berada di situ, ada yang teriak. “Telpon Pak Sandi sekalian dong.”
Ganjar mendengarnya dan langsung merespons. “Ah (kalau saya telepon) Nanti dikira ada apa-apa,” katanya.
Lalu Ganjar menelpon Koster namun status telepon Gubernur Bali tersebut menunjukkan nada sibuk.
Selanjutnya Youtuber David Allen diberi kesempatan berbicara. Ia bercerita mengenai peluang bagi anak muda Indonesia menjadi content creator yang memperkenalkan Indonesia ke dunia. Dia sendiri membuat konten soal Indonesia dari sisi keindahan alam dan kekayaan kuliner.
Ketika diminta Ganjar untuk menyampaikan kritik ke pemerintah, David bicara soal Bali. Menurut David, apabila ingin agar turis asing yang berkunjung tidak masalah, namun harus diberi contoh okeh masyarakat Bali terlebih dahulu.
“Karena sebenarnya, bule tak pakai baju atau tak pakai helm, atau pakai mobil tak pakai seatbelt, mudah buang sampah, itu gambaran warga kita juga. Maka mari kita beri contoh ke mereka sehingga ketika itu terjadi, kita bisa langsung tegur mereka,” kata David.
Ternyata sembari berbicara, Ganjar diam-diam tetap berusaha menghubungi Koster dan akhirnya telpon diangkat oleh Gubernur Bali tersebut. Ganjar meminta Koster menghidupkan mode video call dan memberi tahu bila para generasi muda ingin menyampaikan uneg-uneg secara langsung.
Gede dan David lalu diminta menyampaikan secara langsung uneg-unegnya kepada Koster. Dan kepada para anak muda, Koster berjanji menemui dan berdialog langsung.
“Jaid kalau anak muda ini butuh fasilitas, bisa diberikan?” Tanya Ganjar.
“Bisa,” kata Koster.
“Benar? Kalau ketemu nanti ngobrol sama mereka?” Tanya Ganjar lagi.
“Iya. Nanti saya undang kerja sama,” kata Koster.
Di lokasi acara tampak dipenuhi tidak kurang dari 1000 orang yang sebagian besar didominasi anak muda usia 17 hingga 28 tahun. Acara MABAR (Maju Bersama Ganjar) merupakan acara di mana Ganjar mendengarkan keinginan dan harapan-harapan dari Generasi Z.
Baca juga: Ganjar harapkan bakal cawapres yang satu visi
Baca juga: Ganjar tekankan kolaborasi Gen Z dan partisipasi pemerintah
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023