Lubukbasung,- (ANTARA) - Sebanyak tiga ekor anjing penjaga kebun milik Antoni Susilo warga Pasar Palembayan, Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, diduga dimangsa satwa liar saat diikatkan di kebun miliknya.

"Tiga ekor anjing saya dimangsa satwa itu pada Selasa (13/6), Rabu (14/6) dan Kamis (15/6). Khusus pada Kamis (15/6), anjing saya dimangsa itu masih anak yang baru dibawa dari rumah," katanya di Lubukbasung, Sabtu.

Ia mengatakan anjing itu diikatkan di bawah pondok kebun miliknya yang berada di Jorong Koto Tinggi, Nagari Ampek Koto Palembayan.

Di lokasi itu, kata dia, ditemukan bercak darah anjing dan jejak satwa liar. Dengan kondisi itu, ia melaporkan kejadian tersebut ke Resort Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Jumat (16/6).

Baca juga: BKSDA Sumbar halau Harimau Sumatera pemangsa ternak warga Agam

Baca juga: BKSDA Sumbar bentuk PAGARI di Agam jaga satwa liar

"Tiga bulan lalu, juga ada anjing milik saya dimangsa satwa liar tersebut dan tidak saya laporkan ke petugas," katanya.

Sementara Kepala Resort Maninjau BKSDA Sumatera Barat Rusdiyan P. Ritonga mengatakan Resort Maninjau langsung menurunkan tim ke lokasi setelah mendapatkan laporan tersebut untuk mencari informasi dari pemilik ternak.

Setelah itu, verifikasi lapangan untuk mencari tanda keberadaan dari satwa yang memangsa ternak warga baik berupa cakaran, jejak kaki dan kotoran.

"Tim tidak menemukan tanda keberadaan satwa di lokasi sehingga belum bisa dipastikan satwa yang memangsa ternak warga tersebut," katanya.

Rusdiyan mengimbau warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, jangan melakukan aktifitas di ladang terlalu pagi atau terlalu sore, untuk menghindari jam aktif satwa liar sebaiknya melakukan aktifitas di kebun antara pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

Selain itu, sebaiknya pergi ke kebun tidak sendirian, membuat bunyi-bunyian saat baru tiba di kebun, pulang dari kebun, mengandangkan ternak ke kandang dan lainnya.

"Kita harus mewaspadai, karena lokasi tidak jauh dari kawasan hutan," katanya.*

Baca juga: BKSDA-Pemnag Pasia Laweh sepakati hentikan penanganan konflik satwa

Baca juga: BKSDA Sintas latih masyarakat Salareh Aia Agam jaga satwa liar

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023