"Ada banyak hal yang bisa dikembangkan dan direplikasi di Indonesia dari Jepang tentang bagaimana mereka mengembangkan pariwisata dengan konsep yang sederhana," kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) M. Faried di Jakarta, Rabu.
Ia mencontohkan ada sebuah desa kecil Masuda sekitar empat jam menggunakan kereta super cepat Shinkansen dari Tokyo mengembangkan konsep desa wisata.
Pengunjung diajak berkeliling mengunjungi desa Masuda dan berinteraksi langsung dengan masyarakatnya.
"Kita bertemu dengan penduduk setempat, mereka menerima kita, menyuguhi kita dengan penganan khas mereka. Ini menjadi pengalaman yang menarik bagi pengunjung," katanya.
Sementara bagi masyarakatnya mereka juga mendapatkan kesempatan pemberdayaan yang lebih baik dengan semakin banyaknya orang berkunjung ke wilayahnya.
Apalagi pemerintah setempat juga mewajibkan masyarakat untuk membuat produk kreatif yang akan dijual kepada wisatawan yang datang.
Hal itu, kata Faried, jelas akan memberikan kesempatan kepada masyarakatnya yang sebagian besar generasi tua karena sebagian besar generasi mudanya tinggal di kota untuk terus berkarya.
"Konsep itu sebenarnya sederhana dan sangat bisa dikembangkan di Indonesia," katanya.
Faried yang sempat memimpin delegasi Indonesia ke Festival Kamakura di Yokote, Akita, Jepang berpendapat masyarakat Jepang memiliki sifat dasar yang santun, ramah, dan hangat.
"Ini tidak jauh berbeda dengan sifat dasar masyarakat kita. Ini bisa direplikasi di Indonesia," demikian M. Faried.
(H016)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013