Denpasar (ANTARA) - Bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo menekankan pentingnya kolaborasi antara Gen Z dan pemerintah untuk memajukan ekonomi kreatif yang sebagian besar pelakunya kalangan pemuda milenial dan Gen Z.
Ganjar menambahkan peran pemerintah adalah memastikan kolaborasi ini dilibatkan misalnya dalam produksi konten promosi pariwisata.
“Ini ada yang bisa akting, berkolaborasi dengan yang bikin konten. Butuh yang kasih 'job', misal tolong dilibatkan dalam promosi pariwisata,” kata Ganjar dalam acara MABAR (Maju Bersama Ganjar) di Kebon Vintage Cars Bali, Sabtu.
Diskusi berlangsung santai dan Ganjar dengan humoris meladeni pertanyaan dan paparan pembicara maupun pertanyaan langsung dari peserta diskusi yang hadir memadati lokasi.
Ganjar dengan spontan menantang musisi sekaligus pemrakarsa Anugerah Musik Bali Gede Bagus untuk bicara langsung lewat telepon dengan Gubernur Bali Wayan Koster.
Peristiwa menarik lainnya adalah saat Ganjar menanggapi pertanyaan dari dua siswi SMU yang hadir di lokasi, Stefanie dan Keisya.
Stefanie yang seorang pemain teater di sekolahnya dan Keisya yang anggota paduan suara mempersoalkan perhatian pemerintah terhadap dunia teater dan industri kreatif yang dirasa kurang, termasuk bagaimana orang-orang tua yang menganggap "content creator" bukanlah profesi masa depan.
Baca juga: Ganjar ajak parpol pendukung ajukan nama cawapres
Baca juga: Ganjar tegaskan suara pemilih bukan sebuah transaksi
Yang unik adalah ketika Ganjar menantang Stefani melakukan akting tunggal sebagai seorang pemain teater.
“Indonesia ini, banyak sekali makanannya. Indonesia ini, banyak sekali karya seninya. Tapi apakah pernah kami dilirik oleh pemerintah?” Begitu monolog dari Stefani yang membuat semua orang berteriak dan bertepuk tangan.
Ganjar lalu tampak menggerakkan tubuhnya. Ia membuat gestur melirik kepada Stefani yang membuat ia tak tahan dan akhirnya tertawa melihat gaya Ganjar.
Ganjar mendialogkan masalah ini dan meminta pendapat. Musisi Gede Bagus menjawab bahwa para anak teater seperti Stefani bisa berkolaborasi dengan "content creator"yang memiliki alat.
Saat giliran Keisya Anindita, Ganjar mengajaknya ke atas panggung untuk menyampaikan unek-unek sekaligus menampilkan kemampuannya bernyanyi.
Yang unik adalah ketika Keisya bercerita bagaimana ia kerap tak berani menampilkan konten ke publik karena orang tua. Ia mengaku orang tua menilai dirinya aneh ketika hendak membuat konten mengenai makanan.
Ganjar merespons bahwa sebenarnya para orang tua harus mau melihat perkembangan tersebut atau para orang tua malah akan dianggap aneh oleh generasi muda.
“Kalau begini nanti orang tuanya yang bisa dilihat aneh,” kata Ganjar.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023