Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken pada Jumat mengatakan tak ada indikasi Rusia sedang mempersiapkan diri untuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan negaranya, yang sedang perang di Ukraina.
Moskow sebelumnya mengumumkan akan menempatkan senjata nuklir taktis Rusia di wilayah Belarus. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (16/6) mengungkapkan bahwa Rusia sudah memulai mengirimkan senjata nuklir ke negara tetangganya itu.
"Kami akan terus memantau situasi. Kami tidak punya alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami sendiri," ujar Blinken dalam konferensi pers bersama Menlu Singapura di Washington, dikutip dari transkrip resmi yang dirilis Departemen Luar Negeri AS.
Belarus, sekutu setia Rusia, memainkan peran penting sebagai landasan peluncuran invasi besar-besaran Putin ke Ukraina pada Februari tahun lalu.
Presiden Putin mengindikasikan bahwa transfer hulu ledak nuklir taktis ke Belarus akan selesai pada akhir musim panas ini. Dia menyatakan penempatan senjata nuklir itu sebagai bentuk pertahanan dan peringatan bagi mereka yang dapat menimbulkan kekalahan strategis Rusia.
Dia juga mengatakan langkah penempatan senjata nuklir di Belarus dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya risiko keamanan di wilayahnya. Moskow mengikuti langkah AS yang mengerahkan senjata nuklir taktisnya di negara-negara Eropa.
Putin menekankan bahwa senjata tersebut hanya akan digunakan jika ada ancaman terhadap wilayah atau negara Rusia.
Sementara itu, Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada bulan ini mengatakan bahwa Minsk tak akan ragu untuk menggunakan senjata nuklir jika ada serangan terhadap negaranya.
“Saya kira tidak ada seorang pun yang ingin melawan negara yang memiliki senjata seperti itu. Ini adalah senjata pencegahan," kata Lukashenko, seperti dikutip kantor berita negara, Belta.
"Tapi kami tidak akan ragu (menggunakan senjata nuklir) jika ada agresi terhadap kami," ujar dia menambahkan.
Baca juga: NATO: Ukraina terus capai kemajuan dalam serangan balasan ke Rusia
Baca juga: Parlemen Eropa desak NATO undang Ukraina bergabung pasca perang
Baca juga: PBB sebut bendungan jebol di Ukraina ancam ketahanan pangan dunia
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023