Harus diambil karena kita yakin PT Inalum ini berdampak positif"Jakarta (ANTARA News) - DPR RI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp7 triliun untuk membeli 58,88 persen saham milik Nippon Asahan Alumunium (NAA), demikian Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima di Jakarta, Rabu.
Di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, sebelum Rapat Kerja Komisi VI DPR RI dengan Ketua Otoritas Asahan dan Dirut Inalum. Aria merinci angka anggaran itu. "Tahun 2012, DPR dan Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran Rp2 triliun dan tahun 2013 sebesar Rp5 triliun."
Aria menambahkan, dalam rapat kerja dengan Otoritas Asahan dan PT Inalum, Komisi VI DPR RI akan menanyakan kesiapan koorporasi, SDM dan finansial.
"Kerjasama dengan PT Inalum akan berakhir dan harus ada kepastian di tahun 2013 tentang pengambilalihan PT Inalum yang sudah disepakati 100 persen yang mau kita ambil. Tidak lagi dikerjasamakan dengan pihak Jepang," kata Aria Bima.
Politisi PDIP itu berharap pengambilalihan 100 persen saham Inalum mampu menciptakan lapangan kerja dan kemajuan industri di tanah air.
"PT Inalum kan produk alumunium terbesar di Asia. Dengan diambilalih, maka akan terintegrasi dengan sektor industri lainnya. Itu mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kita butuhkan produk Inalum," kata Aria Bima.
Pemerintah, kata dia, juga tak perlu berpikir panjang untuk mengambilalih PT Inalum.
"Harus diambil karena kita yakin PT Inalum ini berdampak positif. Harus dibangun pride (kebanggaan) sebagai bangsa Indonesia," ujarnya.
Saat ini, NAA menguasai 58,88 persen saham yang diperkirakan bernilai Rp7 triliun.
(Zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013