Jakarta (ANTARA News) - Hampir setengah abad yang lalu, seniman Yoko Ono mengadakan aksi protes bersama suaminya John Lennon dengan berada di tempat tidur selama seminggu.
Aksi itu dikenal dengan sebutan "bed-in". Kala itu, mereka melalukan aksi untuk memprotes Perang Vietnam.
Kini di usianya yang ke-80, semangat aktivis Ono belum padam. Ia bahkan melihat dunia yang penuh aktivisme dan konsisten mencurahkan energinya untuk kemanusiaan.
"Saat John dan saya melakukan aksi 'bed-in', tidak banyak yang mendukung kami. Tapi sekarang aktivis banyak sekali. Saya tidak kenal orang yang bukan aktivis," kata Ono kepada Reuters, saat ulang tahunnya yang ke-80 di Berlin, Senin (18/2).
"Bahkan perusahaan - John dulu selalu berkata perusahaan harus bersama kami. Sekarang, perusahaan mengatakan 10-20 persen keuntungan mereka diberikan untuk amal," kata Ono.
Ono mengatakan penting untuk membela perdamaian meski banyak konflik selama beberapa dekade ini.
"Saya tidak mau tenggelam dalam kesedihan. Menurut saya, kita harus berdiri dan mengubah dunia," katanya.
Seniman yang lahir dari kalangan berada di Tokyo pada tahun 1933 belakangan ini aktif menentang fracking, prosedur kontroversial di Amerika Serikat dalam mendapatkan energi tapi menuai kritik karena mengotori air dan meningkatkan risiko gempa bumi.
"Fracking ancaman luar biasa, saya tidak mengerti kenapa mereka melakukannya," kata Ono.
Yoko Ono kini merasa dirinya lebih bebas dalam hal berkesenian.
"Sikap saya berubah...Saya membiarkan hal-hal terjadi di luar rencana saya," katanya.
Ketika ditanya bagaimana rasanya berusia delapanpuluhan, ia menjawab "Saya terkejut. Saya merasa mendapat keajaiban berusia 80. Saya bangga. Tidak semua orang ada di usia itu."
(nta)
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013