Kita patut mewaspadainya dan jangan sampai masyarakat membakar sampah atau semak di daerah rawan
Pangkalan Kerinci, Riau (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau mencatat 34 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama periode 1 Januari sampai 15 Juni 2023 sehingga warga diminta lebih waspada.
Kepala BPBD Kabupaten Pelalawan Zulfan FM di Pangkalan Kerinci, Jumat, mengatakan dari 34 kejadian tersebut tercatat ada 31,18 hektare lahan yang terbakar tersebar di 12 kecamatan yang ada di daerah itu.
"Dalam penanganan karhutla yang terjadi di Pelalawan, kita selalu berkoordinasi dengan instansi terkait untuk selalu bersinergi sehingga persoalan karhutla yang selalu mengancam daerah dapat ditangani dengan baik," katanya.
Zulfan juga mengimbau kepada masyarakat di daerah itu agar aktif dalam melaporkan ketika ada terjadi karhutla di wilayahnya. Terlebih cuaca yang kini ekstrem akibat pengaruh El Nino yang terjadi sekali lima tahun itu.
"Kita patut mewaspadainya dan jangan sampai masyarakat membakar sampah atau semak di daerah rawan," ujarnya.
Apalagi, tambah Zulfan, karakteristik lahan di 12 kecamatan yang ada di Negeri Seiya Sekata ini rata-rata gambut yang mudah terbakar. Terlebih lagi cuaca di sejumlah wilayah Pelalawan sedang ekstrem atau suhu panasnya cukup tinggi.
"Kita rutin tiap hari melakukan patroli terutama di daerah rawan seperti di Kecamatan Teluk Meranti, Ukui dan Kuala Kampar. Kita tidak ingin kejadian seperti tahun 2019, terulang," ungkapnya.
Sementara itu untuk Provinsi Riau, tertanggal 1 Januari hingga 5 Juni 2023 luas lahan yang terbakar adalah 473,58 ha, dan Pemprov Riau telah menetapkan status siaga darurat sejak 13 Februari dan berakhir 30 November 2023 serta membentuk komando satgas.
Baca juga: Seluruh warga Kota Palangka Raya diajak terlibat cegah karhutla
Baca juga: Kepala BNPB: Pemda jangan buat perda yang beri kelonggaran bakar lahan
Baca juga: BNPB beri 1.620 unit peralatan penanganan darurat karhutla ke Kalteng
Pewarta: Bayu Agustari Adha/Yusuf Nasution
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023