Yogyakarta (ANTARA News) - Semua material awan panas yang disemburkan Gunung Merapi secara terus menerus pada Rabu (14/6) dari pukul 11.33 hingga 15.15 WIB tertampung di alur Kali Gendol sampai sejauh tujuh kilometer dari puncak. Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, Kamis, mengatakan pihaknya langsung melakukan cek kondisi di wilayah Kaliadem sesaat setelah luncuran awan panas besar mereda. "Semua pelataran di Taman Wisata Kaliadem yang berjarak sekitar enam kilometer dilanda material awan panas," katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi sejak kemarin (Rabu, 14/6) pukul 11.00 WIB ditingkatkan statusnya dari level `siaga` ke `awas` menyusul keluarnya awan panas secara terus menerus dalam skala besar dengan jarak luncur mencapai tujuh kilometer. BPPTK Yogyakarta kemudian menyebutnya sebagai peristiwa "Darurat Merapi" yang krononolgisnya dimulai pukul 08.14 WIB saat terekam awan panas, kemudian berlanjut pada pukul 11.33 WIB ketika terjadi awan panas secara beruntun. Melihat kondisi yang semakin tidak memungkinkan, BPPTK pada pukul 12.00 WIB meminta sirene dibunyikan, kemudian diikuti evakuasi masyarakat di Kaliadem dan Kalitengah atau sektor Gendol untuk turun ke lokasi lebih aman. Pada pukul 14.00 WIB status `awas` untuk sektor Gendol dinyatakan melalui telepon oleh Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta, Subandriyo kepada Posko Utama Satlak Kabupaten Sleman yang diterima Sekretaris II, Widi. Sejak pukul 14.00 hingga 14.51 WIB evakuasi penduduk terus dilakukan disertai bunyi sirene untuk kedua kalinya. Tidak lama kemudian pada pukul 15.15 WIB semburan awan panas Merapi mencapai puncaknya. Menurut Subandriyo, luncuran awan panas tersebut mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncur mencapai tujuh kilometer. Selain itu, juga terjadi hujan abu di semua Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan ketebalan tertinggi mencapai lima milimeter di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. "Sepanjang Rabu kemarin, rekaman Seismograf mencatat terjadi 89 kali gempa multifase, 371 kali gempa guguran, 61 kali awan panas dan dua kali gempa tektonik, sedangkan asap solfatara berwarna putih tipis dengan ketinggian maksimum 500 meter," ujarnya. Sementara itu, pada Kamis dinihari antara pukul 00.00-06.00 WIB, ketinggian asap solfatara mencapai 900 meter di atas puncak, yang teramati dari Pos Babadan. "Dinihari tadi tercatat pula luncuran awan panas sebanyak enam kali dengan jarak luncur maksimum empat kilometer yang mengarah ke hulu Kali Gendol," katanya. Hasil rekaman Seismograf mencatat telah terjadi sembilan kali gempa multifase, 111 kali gempa guguran dan dua kali gempa tektonik. Berdasarkan perkembangan aktivitas Merapi tersebut, BPPTK tetap menyerukan agar wilayah di sepanjang Kali Krasak, Bedog, Boyong dan Gendol dalam radius delapan kilometer dari puncak atau berjarak 300 meter dari tebing alur sungai tetap dikosongkan karena masih berpotensi terancam awan panas.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006