Washington (ANTARA) - Seorang anggota pasukan pengawal udara Amerika Serikat (AS), yang dituduh membocorkan dokumen rahasia dengan melibatkan intelijen mengenai konflik Rusia-Ukraina, didakwa dengan tuduhan pelanggaran hukum menyebarkan informasi pertahanan nasional AS.
Jack Teixeira (21), anggota Garda Nasional Udara Massachusetts, didakwa atas enam tuduhan penyimpanan dan penyebaran informasi rahasia secara sengaja yang berkaitan dengan pertahanan nasional, demikian menurut pernyataan Departemen Kehakiman AS.
"Seperti yang diuraikan dalam dakwaan tersebut, Jack Teixeira diberi kepercayaan oleh Pemerintah AS untuk mengakses informasi pertahanan nasional rahasia, termasuk informasi yang sewajarnya dapat diperkirakan akan menyebabkan dampak sangat serius terhadap keamanan nasional jika disebarkan," kata Jaksa Agung AS Merrick Garland.
Teixeira didakwa telah menyebarkan informasi kepada para pengguna di sebuah platform media sosial di mana dia mengetahui bahwa dirinya tidak berhak mendapatkan informasi itu.
"Dengan melakukan hal tersebut, dirinya dituduh telah melanggar hukum AS dan membahayakan keamanan nasional," tambahnya.
Anggota penerbang muda tersebut ditangkap dan ditahan pada April. Dia dituduh membocorkan dokumen rahasia dari Departemen Pertahanan AS, yang isinya antara lain berkaitan dengan pertahanan Ukraina di tengah konfliknya dengan Rusia; pertimbangan internal pemerintah Korea Selatan tentang keputusan potensi transfer senjata tidak langsung ke Ukraina; serta evaluasi AS mengenai dukungan dari Mossad untuk protes massal terhadap reformasi peradilan di negara Yahudi itu.
Bocoran informasi tersebut pertama kali dibagikan Teixeira kepada teman-temannya di Discord, sebuah aplikasi obrolan daring yang banyak diminati pemain gim video, sebelum akhirnya disebarkan secara luas di internet.
Informasi tersebut menunjukkan tindakan terus-menerus AS dalam melakukan penyadapan dan tidak hanya terhadap negara-negara yang dianggapnya sebagai musuh, tetapi juga kepada negara-negara yang selama ini menjadi sekutunya.
Selama berbulan-bulan, para pejabat dari berbagai lembaga Pemerintah AS, termasuk Dewan Keamanan Nasional, Departemen Luar Negeri, dan juga Pentagon, berusaha keras untuk meredam dampak dari skandal tersebut dengan cara menolak mengonfirmasi kebenaran dari informasi yang bocor itu dan meminimalkan dampak dari insiden tersebut terhadap kerja sama antara Washington dengan para sekutunya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023