Kiev (ANTARA) - Setidaknya dua ledakan mengguncang Kiev pada Jumat dan sirene serangan udara meraung ketika para pemimpin Afrika memulai misi perdamaian di Kiev dengan harapan menengahi konflik antara Ukraina dan Rusia.
Delegasi Afrika, yang terdiri atas para pemimpin dari Afrika Selatan, Senegal, Komoro dan Mesir, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan kemudian mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di St Petersburg pada Sabtu (17/6).
Seorang saksi mata Reuters di Kiev tengah mengatakan dia mendengar dua ledakan. Walikota Kiev Vitali Klitschko juga melaporkan ledakan terjadi di distrik Podil tengah, dan memperingatkan akan lebih banyak rudal mengarah ke ibu kota.
Koresponden Reuters lainnya di Kiev melihat jejak asap dari dua rudal di udara. Tidak jelas apakah rudal itu ditembakkan oleh Rusia atau oleh pertahanan udara Ukraina.
Seorang kru televisi Reuters melihat para pemimpin Afrika tiba di Kiev dengan konvoi mobil dan memasuki sebuah hotel untuk berlindung dari serangan udara.
Para pemimpin Afrika telah memulai kunjungan mereka dengan perjalanan ke Bucha, dekat Kiev, yang merupakan salah satu dari beberapa tempat di mana Ukraina mengatakan pasukan Rusia melakukan kekejaman besar-besaran setelah memulai invasi mereka pada Februari 2022. Rusia membantah tuduhan tersebut.
Misi perdamaian Afrika, yang dipimpin Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan Presiden Senagal Macky Sall, mengusulkan serangkaian langkah membangun kepercayaan selama upaya awal mediasi, menurut draf dokumen kerangka kerja yang didapat Reuters.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa tujuan dari misi tersebut adalah untuk mempromosikan pentingnya perdamaian dan mendorong para pihak untuk menyetujui proses negosiasi yang berdasarkan proses diplomasi.
Langkah-langkah itu dapat mencakup penarikan pasukan Rusia, penghapusan senjata nuklir taktis dari Belarusia, penangguhan pelaksanaan surat perintah penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional yang menargetkan Putin, dan keringanan sanksi.
Kesepakatan penghentian permusuhan dapat mengikuti dan perlu disertai dengan negosiasi antara Rusia dan Barat, kata dokumen itu.
Misi tersebut diluncurkan tak lama setelah dimulainya serangan balasan Ukraina yang telah mendorong pasukan Rusia kembali di beberapa daerah meskipun Ukraina hanya mendapatkan kembali sebagian kecil dari wilayah yang diduduki pasukan Rusia di Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia sebut delegasi perdamaian Afrika akan kunjungi Moskow
Baca juga: Rusia, Ukraina sepakat terima usulan rencana perdamaian dari Afrika
Baca juga: Presiden: Afrika Selatan tidak memihak dalam konflik Rusia-Ukraina
Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023