Tokyo (ANTARA) - Pecinta tari Bali di Jepang dari komunitas Basundhari menghadirkan langsung penari asal Ubud Dewa Nyoman Irawan untuk mempromosikan budaya Bali kepada masyarakat Negeri Sakura itu.
Pergelaran yang menampilkan berbagai tarian Bali, baik oleh penari profesional, warga negara Indonesia (WNI) di Jepang maupun warga Jepang itu digelar di Ecorma Hall, Tokyo, Jumat.
Pemimpin Komunitas Basundhari Ami Hasegawa mengaku ingin lebih banyak warga Jepang yang mengenal tari Bali sebagaimana dia mencintai tari asal Pulau Dewata itu.
“Saya ingin lebih banyak orang Jepang yang tertarik mempelajari tari Bali,” ujar Ami.
Untuk itu, dia bekerja sama dengan Nareswari Management yang berpusat di Ubud, Bali, untuk menampilkan langsung tarian yang dibawakan oleh ahlinya.
CEO Nareswari Management Yukari Yokoi menuturkan langkah promosi itu adalah upaya agar Bali kembali bangkit pascapandemi.
Baca juga: Warga Jepang belajar tari Bali di KBRI Tokyo
“Akhir-akhir ini memang agak sulit karena pandemi corona, banyak turis Jepang yang tidak datang ke Bali. Dengan kami pergi ke Jepang ini, tampil di sini, saya harap banyak orang Jepang yang ke Bali lagi,” kata warga Jepang yang sudah lama bermukim di Bali itu.
Pertunjukan dibuka dengan tari Sekar Jempiring yang dibawakan oleh diaspora Indonesia di Jepang.
Sekar Jempiring berarti bunga kacapiring yang menandakan bunga khas Denpasar.
Ami juga turut menampilkan tari Cendrawasih dengan gerakan lemah gemulai. Gerakan tari itu juga terinspirasi burung surgawi khas Papua, Cendrawasih.
Penampilan selanjutnya dibawakan oleh Dewa Nyoman Irawan yang menampilkan tari Terna Jaya dan Kebyar Duduk.
Tarian ini mempresentasikan seorang yang bersemangat, percaya diri dan ceria setelah meraih kesuksesan.
Gerakan yang cepat dan rumit sontak mendapatkan riuh tepuk tangan penonton yang hampir seluruhnya warga Jepang itu.
Baca juga: KBRI kenalkan tari Bali kepada masyarakat Jepang
Dewa juga menampilkan tari Kebyar Duduk yang memiliki tingkat kesulitan tinggi karena melibatkan banyak gerakan menari sambil duduk dengan kaki bersilang.
Ditampilkan juga pertunjukan gamelan khas Bali yang dibawakan dua penampil perempuan Jepang.
Penonton bernama Muratachi Emi mengaku kagum kepada tari Bali, terutama tari Terna Jaya dan Kebyar Duduk.
“Saya suka Terna Jaya dan Kebyar Duduk karena itu pasti sulit sekali menari sambil duduk,” kata Muratachi.
Dia senang mempelajari tari Bali dan berharap kemampuannya menari bisa lebih berkembang.
Hal senada disampaikan Kinou dan Uehara yang datang langsung dari Kamakura, Prefektur Kanagawa untuk menyaksikan tari Bali.
“Sangat menyenangkan,” kata dia.
Baca juga: Dubes RI: PPI bisa bantu perkuat hubungan Indonesia-Jepang
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023