Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut baik rencana Vanuatu untuk membuka kedutaan besarnya di Indonesia, serta usulan pemerintah Vanuatu untuk mengadakan konsultasi tahunan.
“Vanuatu adalah salah satu mitra penting kita di Pasifik,” kata Retno usai menerima kunjungan Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Internasional, dan Perdagangan Luar Negeri Vanuatu Jotham Napat di Jakarta, Jumat.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyoroti tiga bidang kerja sama yang penting untuk ditindaklanjuti dengan Vanuatu, yaitu ekonomi, pembangunan, dan kemitraan di Pasifik.
Dia menjelaskan bahwa kedua negara berkomitmen untuk memperkuat perdagangan dua arah, di mana Indonesia siap meningkatkan ekspor ke Vanuatu dan mengharapkan dukungan dari pemerintah Vanuatu.
“Tadi saya sampaikan kepada Menteri Napat bahwa Indonesia sedang menjajaki kemungkinan untuk memperluas fasilitas GSP (pembebasan tarif bea masuk) untuk negara-negara Pasifik, termasuk Vanuatu,” ujar Retno.
Mengenai kerja sama pembangunan, ia menyebut bahwa dalam lima tahun terakhir, Indonesia telah mengintensifkan kerja sama pengembangan dan peningkatan kapasitas untuk Vanuatu, antara lain di bidang perikanan, kewirausahaan, dan aksi iklim.
Indonesia juga telah memberikan bantuan kemanusiaan setelah Vanuatu dihantam Topan Judy dan Kevin pada Maret lalu.
Baca juga: Menko PMK: Indonesia segera kirim bantuan kemanusiaan ke Vanuatu
Baca juga: BPKP kawal bantuan Pemerintah Indonesia untuk Republik Vanuatu
“Ke depan, kami setuju untuk mengembangkan rencana kerja sama khusus untuk menetapkan area proyek prioritas guna memperkuat kerja sama pembangunan dengan Vanuatu,” ujar Retno.
Selain itu sebagai sesama negara Pasifik, Retno memaparkan bahwa Indonesia dan Vanuatu menghadapi tantangan yang sama, mulai dari perubahan iklim, bencana alam, hingga isu maritim.
Itu lah mengapa, kata dia, Indonesia memiliki visi Pacific Elevation agar dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama sebagai satu “keluarga besar Pasifik”.
“Indonesia-Pacific Forum for Development yang diselenggarakan Desember tahun lalu merupakan wujud dari visi tersebut. Pertemuan itu menghasilkan banyak komitmen penting untuk mendukung negara-negara Pasifik,” ungkap Retno.
Indonesia turut melibatkan Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum/PIF) selama presidensi G20 tahun lalu guna memastikan bahwa suara negara-negara kepulauan Pasifik didengar oleh seluruh anggota G20.
“April lalu, Indonesia menjadi co-sponsor Resolusi Majelis Umum PBB yang penting, yaitu tentang kewajiban negara-negara untuk mengatasi perubahan iklim,” kata Retno mengenai rancangan resolusi yang diusulkan Vanuatu.
Kunjungan Jotham Napat merupakan kunjungan pertama Menlu Vanuatu ke Indonesia selama lebih dari satu dekade.
Kedua negara memulai hubungan diplomatik pada 1995 saat Perdana Menteri Maxime Carlot Korman mengunjungi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Baca juga: Menlu: Komitmen Indonesia untuk kawasan Pasifik tak pernah pudar
Baca juga: Indonesia perkuat hubungan dengan Pasifik dalam keketuaan ASEAN
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023