Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui bahwa program Kartu Jakarta Sehat, yang diluncurkannya 10 November tahun lalu, belum didukung fasilitas medis yang dimiliki DKI Jakarta.

"Memang rumah sakit dan Puskesmas daya dukungnya belum sampai," kata Jokowi di Jakarta, Selasa.

Dia menyebutkan bahwa sejak KJS diluncurkan, ada peningkatan pesat terhadap pasien Puskesmas dan rumah sakit terutama rawat inap kelas III yang kenaikannya sampai 70 persen.

"Lonjakannya kan sampai 70 persen dengan adanya KJS," katanya.

Kekurangan fasilitas tersebut menyebabkan adanya pasien yang tidak bisa tertangani seperti kasus bayi Dera Nur Anggraini yang menderita infeksi kerongkongan.

Dera ditolak oleh sejumlah rumah sakit dengan alasan ruang perawatan penuh.

Menurut Jokowi, ketersediaan fasilitas ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) di rumah sakit-rumah sakit di DKI Jakarta juga masih terbatas."NICU kurang, ICU kurang, kamar kurang, semuanya kurang," katanya.

Dia mengatakan akan segera membangun fasilitas-fasilitas tersebut agar bisa mendukung program KJS."Solusinya ya ditambah," katanya.

Selama ini, menurutnya, penambahan rumah sakit bahkan ruangan kelas III banyak terbentur dengan sistem pembangunan yang ada di Jakarta."Ya nanti kami minta izin untuk bisa pakai design and build," katanya.

Selain itu, Jokowi mengatakan akan memberikan kemudahan rumah sakit dalam memantau ketersediaan fasilitas di rumah sakit yang lain, sehingga bisa mempercepat pemberian penanganan medis.

"Beri waktu satu bulan untuk itu," katanya.

(Dny)

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013