Singapura (ANTARA) - Saham Asia menguat mendekati level tertinggi empat bulan pada awal perdagangan Jumat, karena data ekonomi AS yang tangguh memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve mendekati akhir dari kampanye kenaikan suku bunga, dengan fokus investor beralih ke pertemuan kebijakan BoJ, bank sentral Jepang.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,31 persen dan menuju kenaikan 2,5 persen dalam seminggu, kinerja mingguan terbaiknya sejak Januari. Indeks naik setinggi 534,16 poin, tertinggi sejak pertengahan Februari.

Nikkei Jepang tergelincir 0,79 persen, jatuh dari tertinggi baru 33 tahun yang disentuh pada Kamis (15/6/2023), sementara indeks S&P/ASX 200 Australia yang padat sumber daya terkerek 0,40 persen.

BoJ mengakhiri minggu yang berat bagi bank sentral, dengan harapan luas bahwa bank sentral akan tetap berpegang pada kebijakan moneter yang sangat longgar bahkan ketika inflasi semakin tinggi.

Pasar akan fokus pada apakah Gubernur BoJ Kazuo Ueda akan memberikan peringatan yang lebih kuat tentang risiko overshoot inflasi pada konferensi pers pasca pertemuannya.

Kondisi ekonomi memberi tahu BoJ bahwa kebijakan ultra-longgarnya telah melewati tanggal penggunaannya, namun mengingat apa yang dikatakan Ueda, pandangan konsensus adalah bahwa BoJ akan bertahan, kata Rodrigo Catril, ahli strategi valas senior di National Australia Bank.

"Konon, jika BoJ ingin mengejutkan pasar, hari ini akan menjadi hari yang baik."

Pasar saham China mendapat dorongan minggu ini setelah bank sentral memangkas biaya pinjaman jangka menengah untuk pertama kalinya dalam 10 bulan buat membantu pemulihan ekonomi yang goyah, dengan investor berharap lebih banyak stimulus akan segera terjadi.

Pada Jumat, indeks acuan China CSI 300 meningkat 0,3 persen pada awal perdagangan, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,4 persen.

S&P 500 dan Nasdaq melonjak pada Kamis (15/6/2023) untuk ditutup pada level tertinggi dalam 14 bulan setelah data menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga naik pada Mei, sementara klaim pengangguran AS lebih tinggi dari yang diharapkan.

"Jika pasar tenaga kerja AS akhirnya mulai melemah, ini memberikan kredibilitas pada keputusan Fed untuk berhenti," kata Ryan Brandham, kepala pasar modal global, Amerika Utara di Validus Risk Management.

Banyaknya data membantu memperkuat taruhan bahwa Fed tidak akan menindaklanjuti dengan kenaikan suku bunga lebih banyak seperti yang diisyaratkan oleh bank sentral pada Rabu (14/6/2023) ketika membiarkan suku bunga tidak berubah.

Pasar sekarang memperkirakan peluang 67 persen dari bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, menurut alat CME FedWatch.

Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (15/6/2023) membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut ketika menandai risiko dari kenaikan upah dan merevisi proyeksi inflasi. ECB juga menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dengan membawa suku bunga kebijakan menjadi 3,5 persen, level yang tidak terlihat sejak tahun 2001.

"(Presiden ECB) Lagarde bersikeras bahwa ada lebih banyak hal yang harus dibahas, tetapi nada keseluruhan dari konferensi pers menunjukkan bahwa mungkin tidak banyak lagi yang harus dilakukan, meskipun perkiraan inflasi telah ditingkatkan," kata ahli strategi dari NatWest Markets dalam sebuah catatan.

Di pasar mata uang, euro berada di 1,0941 dolar, melayang mendekati level tertinggi satu bulan yang disentuhnya pada Kamis (15/6/2023) setelah keputusan ECB.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 102,13, mendekati level terendah satu bulan.

Yen Jepang menguat 0,18 persen menjadi 140,04 per dolar, tetapi tidak jauh dari level terendah tujuh bulan di 141,50 yang dicapai pada Kamis (15/6/2023).

Harga minyak melemah, mengambil jeda dari sesi sebelumnya ketika minyak berjangka naik tajam di tengah optimisme seputar permintaan energi yang lebih tinggi dari importir minyak mentah utama China.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 0,13 persen menjadi diperdagangkan di 70,53 dolar AS per barel dan Brent merosot 0,17 persen pada 75,54 dolar AS per barel. Emas spot bertambah 0,1 persen menjadi diperdagangkan 1.958,99 dolar AS per ounce.


Baca juga: IHSG jelang akhir pekan menguat ikuti bursa kawasan Asia
Baca juga: Saham Asia mandeg, suku bunga AS diproyeksikan lebih tinggi lebih lama
Baca juga: Saham Asia melemah, dolar merosot jelang keputusan Fed

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023