Sulteng salah satu daerah di Indonesia yang unik karena daerah tersebut berstatus non zom atau tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan
Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengatakan dampak fenomena El Nino di Provinsi Sulawesi Tengah tidak berpengaruh signifikan di daerah tersebut.
"Dampak El Nino diperkirakan 20 hingga 30 persen di daerah ini, sehingga potensi hujan masih tetap terjadi," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim di Palu, Kamis.
Ia menjelaskan, Sulteng salah satu daerah di Indonesia yang unik karena daerah tersebut berstatus non zom atau tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan.
Hal ini juga dipengaruhi topografi, yang memiliki banyak pegunungan dan perairan luas sekitar 77.295 kilometer persegi serta garis pantai 7.016 kilometer.
"Sulteng masuk kategori kemarau basah. Meski dalam sepekan cuaca terik, hujan tetap turun," ujarnya.
Dari pengamatan BMKG melalui citra satelit, daerah ini masih memiliki puncak musim hujan kedua yang biasanya terjadi pada Juli dan Agustus 2023.
Oleh karena itu, ia mengimbau petani tidak panik dan tetap menanam padi seperti sedia kala, sebagai mana telah diatur jadwal musim pertanaman.
Ia menambahkan, daerah non zom kebanyakan terjadi hujan lokal, kondisi ini juga perlu diwaspadai karena memiliki potensi bencana hidrometeorologi terutama banjir dan tanah longsor pada daerah-daerah yang memiliki riwayat bencana.
Baca juga: Ganjar siapkan diversifikasi pangan hadapi El Nino
Baca juga: Yayasan Madani ajak pilih pemimpin peduli dampak perubahan iklim
Baca juga: Ekonom USU berharap Pemerintah mampu kendalikan inflasi saat El Nino
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023