Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sejumlah orang bersenjata di kawasan suku Pakistan hari Senin menyerang konvoi kendaraan yang mengangkut perlengkapan militer untuk operasi NATO di Afghanistan, menewaskan dua orang, kata sejumlah pejabat.
Konvoi sekitar 25 kendaraan itu diserang setelah terjebak dalam kemacetan lalu-lintas di kota Landi Kotal di daerah suku Khyber.
"Sedikitnya tiga orang bersenjata tak dikenal menembaki konvoi itu, menewaskan seorang supir dan keneknya dan merusak dua kendaraan," kata pejabat tinggi pemerintah setempat Shakil Burki kepada AFP.
Ia menambahkan, orang-orang bersenjata itu melarikan diri setelah serangan tersebut dan satu orang dalam konvoi itu juga cedera.
Seorang polisi senior di daerah itu mengkonfirmasi insiden tersebut dan jumlah korban.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu namun Taliban sering menyerang konvoi kendaraan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Khyber adalah salah satu dari tujuh daerah di kawasan suku semi-otonomi Pakistan, dimana Taliban dan militan terkait Al Qaida memiliki pangkalan-pangkalan yang digunakan untuk merencanakan serangan di Afghanistan.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaida dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013