Kopenhagen (ANTARA) - Pemanasan global diproyeksikan akan membawa "kenormalan baru" (new normal) ke Eropa yang akan menyebabkan lebih banyak kejadian gelombang panas, banjir parah, bencana kebakaran hutan, dan penyakit yang sensitif iklim selama bulan-bulan musim panas.

Badan Lingkungan Eropa (European Environment Agency/EEA) memperingatkan hal itu dalam sebuah siaran pers pada Rabu (14/6).

Oleh karena itu, langkah-langkah adaptasi sangat diperlukan untuk mencegah korban jiwa, kata EEA, badan Uni Eropa (UE) yang memberikan informasi independen tentang lingkungan.

Gelombang panas yang mematikan, seperti yang dialami di Eropa saat musim panas 2022, diperkirakan akan terjadi lebih sering, lebih lama, dan intens, dengan Eropa Selatan khususnya kemungkinan akan menanggung kasus kematian dan rawat inap tambahan.

Warga lanjut usia (lansia) dan orang sakit akan menjadi kelompok yang sangat rentan.

EEA juga memperkirakan peristiwa hujan lebat yang memicu banjir dengan frekuensi lebih sering dan tingkat yang lebih parah di Eropa Barat Laut dan Eropa Tengah. Ketika suhu meningkat di seluruh Eropa, spesies pembawa penyakit dapat menyebar lebih jauh ke Utara atau muncul di ketinggian yang lebih tinggi di Eropa, yang menyebabkan peningkatan dalam penyakit yang sensitif iklim.

Antara tahun 1980 dan 2021, kerusakan akibat banjir bernilai hampir 258 miliar euro (1 euro = Rp16.174) atau 280 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.950) di Eropa, dengan peningkatan tahunan lebih dari 2 persen.

Peristiwa ekstrem semacam itu diperkirakan akan meningkat karena pembangunan dataran banjir yang sedang berlangsung terus membuat populasi yang rentan dan berbagai fasilitas penting berada dalam risiko.

EEA memperingatkan bahwa warga Eropa juga harus mempersiapkan diri untuk kekeringan yang terjadi lebih sering dan lebih parah.

Menyusul musim dingin yang kering, kelembapan tanah yang rendah, berkurangnya penyimpanan air di waduk, dan aliran sungai yang rendah di sebagian besar Eropa Selatan dan Eropa Barat memicu peringatan untuk musim panas mendatang.

Peningkatan kebakaran hutan baru-baru ini juga menjadi perhatian utama.

Sejak 1980, kebakaran hutan di seluruh Eropa telah merenggut 712 nyawa. Musim kebakaran hutan pada 2022 merupakan yang terburuk kedua sejak tahun 2000, melahap lebih dari 5.000 kilometer persegi area selama bulan-bulan musim panas.

Ketika suhu meningkat di seluruh Eropa, spesies pembawa penyakit dapat menyebar lebih jauh ke Utara atau muncul di ketinggian yang lebih tinggi di Eropa, yang menyebabkan peningkatan dalam penyakit yang sensitif iklim

Dalam upaya memerangi ancaman-ancaman ini, UE dan negara-negara anggotanya telah menetapkan kebijakan adaptasi nasional serta mengadopsi Undang-Undang Iklim UE (EU Climate Law).

EEA meyakini bahwa negara-negara anggota UE perlu menghubungkan kebijakan adaptasi mereka dengan kebijakan sektoral, misalnya di bidang kesehatan.

EEA menyerukan implementasi langkah-langkah yang mendesak, seperti rencana aksi penanganan masalah kesehatan akibat panas ekstrem (heat-health), meningkatkan ruang hijau dan biru (area alami dan semialami) di kota-kota, serta peringatan dini untuk penyakit yang sensitif iklim di seluruh Eropa demi mencegah malapetaka lingkungan.


Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023