"Sebab, kendalanya memang sama, kemacetan dan lalu lintas padat jelang dan setelah puncak haji yang menghalangi distribusi katering jamaah," ujar Hilman di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menghentikan sementara layanan katering pada 7, 14, dan 15 Zulhijah. Dalam rentang waktu tersebut, para peserta haji bisa membeli makanan dan minuman di sekitar hotel.
Sementara untuk tanggal 8—13 Zulhijah, layanan katering diberikan sebanyak 16 kali di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Baca juga: Serapan peserta haji berhak lunas kuota tambahan capai 85,46 persen
Baca juga: Bupati Nunukan imbau calon haji furoda jaga nama baik bangsa
Hilman mengatakan pada penyelenggaraan haji 2017, 2018, dan 2019, layanan konsumsi juga dihentikan sementara selama lima hari, yaitu pada 5, 6, 7, 14, dan 15 Zulhijah.
Menurutnya, para petugas haji hingga saat ini terus menginformasikan kebijakan penghentian sementara distribusi katering kepada para peserta ibadah haji.
Hal itu dilakukan agar jamaah tidak bertanya-tanya atau kebingungan saat penghentian sementara layanan katering.
Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat Arsad Hidayat mengatakan sosialisasi sejak dini diharapkan agar jamaah memahaminya dan dapat mempersiapkan secara mandiri dengan membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel.
Arsad menegaskan penghentian sementara katering tersebut juga berlaku untuk jamaah lanjut usia (lansia), sehingga mereka juga harus mempersiapkan diri.
"Ini (penghentian sementara katering) untuk semua, termasuk lansia. Mereka harus mempersiapkan diri. Kalaupun lansia tidak bisa mempersiapkan sendiri, maka pendampingnya harus membantu agar jamaah lansia tetap bisa mengkonsumsi makanan," kata Arsad.*
Baca juga: 9.281 calon haji Embarkasi Batam sudah diberangkatkan ke Mekkah
Baca juga: 75 persen calon haji Jateng dan DIY telah diterbangkan ke Tanah Suci
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023