"Sudah ada ke arah (pendanaan dari China) itu. Hanya, tinggal beberapa hal yang mesti diselesaikan lagi," kata Menteri ESDM ketika menjelaskan hasil kunjungannya ke China.
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga keuangan China hampir dipastikan mendanai pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara yang berkapasitas daya hingga ribuan MW. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro usai raker RUU Ketenagalistrikan dengan Komisi VII DPR dan DPD di Jakarta, Rabu malam, mengatakan kepastian itu semakin terlihat setelah kunjungan keduanya ke China pekan lalu. "Sudah ada ke arah (pendanaan dari China) itu. Hanya, tinggal beberapa hal yang mesti diselesaikan lagi," katanya menjelaskan hasil kunjungannya ke China itu. Sebelumnya, pada akhir April 2006, Purnomo turut mendampingi Wapres Jusuf Kalla dalam kunjungan kenegaraan ke China yang di antaranya membahas kemungkinan pembangunan sekaligus pendanaan PLTU itu. Di antara lembaga keuangan China yang kemungkinan mendanai proyek adalah Bank Of China dan Bank Export Import China. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM Yogo Pratomo Yogo mengatakan, nilai sementara investasi China dalam proyek itu mencapai lima miliar dolar AS. Kalau harga per MW sebesar 700 ribu dolar AS, maka PLTU yang bisa dibangun berdaya sekitar 7.000 MW. Kapasitas pembangkit yang akan dibangun tergantung besar pendanaannya. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan dua perpres untuk program percepatan pembangunan PLTU tersebut. Keduanya, adalah mengenai penugasan PT PLN (Persero) dan pembentukan tim koordinasi. Ditargetkan penandatanganan kesepakatan dimulainya pembangunan PLTU dengan China itu pada Agustus 2006 dengan target operasi pertengahan 2009. PLN juga sudah menandatangani kesepakatan dengan enam perusahaan yang akan melakukan pekerjaan engineering, procurement, and contraction (EPC). Mereka antara lain China National Technical Import Export Corporation (CNTIC), China National Machinery Import Export Corporation (CMC), China National Machinery & Equipment Import Export Corporation (CMEC), China Huadian (CHD), dan Chengda Engineering Corporation of China. Serta, kesepakatan dengan tiga pabrikan pembuat turbin, boiler, dan generator yakni Shanghai Electric Co (SEC), Harbin Power Co, dan Dong Fang Electric Co.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006