Magelang (ANTARA News) - Ribuan warga lereng Gunung Merapi di Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang hingga Rabu (14/6) malam masih bertahan di desanya meski status gunung berapi ini naik lagi dari "siaga" menjadi "awas" menyusul semburan awan panas raksasa yang mengakibatkan hujan abu cukup deras, Rabu (14/6) siang. "Sudah saya kirim empat truk untuk mengevakuasi mereka tetapi mereka tetap bertahan di desanya, sehingga truk-truk yang akan melakukan evakuasi tetap `stand by` di desa itu," kata Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemda Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Rabu. Sebanyak 1.387 warga Desa Kaliurang pada Rabu (14/6) sekitar pukul 12.15 WIB dari tenda penampungan di Lapangan Jumoyo Salam pulang ke desanya dengan diangkut berbagai sarana angkutan untuk melaksanakan evakuasi baik milik Satlak PBP Magelang maupun mobil dan sepeda motor pribadi. Mereka kembali ke desanya setelah terjadi penurunan status aktivitas vulkanik Merapi dari awas ke siaga. Tetapi beberapa saat kemudian terjadi semburan awan panas beberapa kali disusul hujan abu deras di kawasan Merapi. Pihak Badan Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian di Yogyakarta Rabu (14/6) siang menaikan lagi status Merapi dari siaga ke awas. Edy mengatakan, warga Kaliurang tidak memutuskan mengungsi lagi karena ketika tiba di desanya mereka melihat langit di sekitar puncak Merapi cerah setelah terjadi hujan abu. "Mereka harus tetap waspada karena Merapi tidak bisa diduga," katanya. Kades Kaliurang Suharno hingga saat ini belum bisa dihubungi untuk dikonfirmasi tentang kondisi terakhir warganya pascahujan abu. Masyarakat Desa Ngargosuko Kecamatan Srumbung hingga saat ini juga bertahan di desanya sambil meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan perkembangan Merapi. Guyuran hujan abu deras dari puncak Merapi Rabu (14/6) sore terlihat hingga di kawasan Mertoyudan, Prajenan Kabupaten Magelang dan Kota Magelang. Sementara itu, radio "handy talky" di dial 16.7500 MHz yang memancarkan getaran aktivitas vulkanik Gunung Merapi terdengar aktif lagi setelah mati sejak Kamis (8/6), saat terjadi semburan awan panas disusul guyuran hujan abu deras.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006