... harus kita perhatikan juga attitude pilot... "
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan dan Federasi Pilot Indonesia bekerja sama mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang penerbang. Mereka juga menyasar peningkatan sikap (attitude) para penerbang sipil Indonesia.

Kerja sama itu antara lain menyusun dan meningkatkan kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan penerbang sesuai peraturan berlaku, meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan penerbang sesuai buku manual prosedur pelatihan, dan lain-lain.


Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan, Bobby R Mamahit, menegaskan, setiap sekolah penerbangan harus mengedepankan kualitas lulusannya karena kualitas dinilai menentukan keselamatan.


"Selain kualitas harus kita perhatikan juga attitude pilot. Kita tidak bisa juga mengatakan akan 100 persen sempurna, karena pilot juga manusia, tapi kita akan membentuk mereka menjadi sempurna," kata Bobby Mamahit.

Sementara itu, Presiden Federasi Pilot Indonesia, Hasfrinsyah, mengemukakan, etika profesi pilot merupakan hal esensial dan sangat penting di dunia penerbangan. Indonesia memerlukan tambahan sekitar 4.000 penerbang sipil hingga 2020; di sisi lain, jumlah pesawat terbang komersial Indonesia saat ini masih 707 unit dari berbagai jenis dan tipe.

Untuk mencukupkan jumlah penerbang di maskapai penerbangan berjadual dan sewa nasional, diijinkan mempekerjakan pilot mancanegara. Kementerian Perhubungan memperketat persyaratan penggunaan pilot mancanegara itu.

Pilot mancanegara harus memiliki sertifikat rating dan berpengalaman terbang pada tipe pesawat terbang termaksud, terutama pada operator penerbangan 121 dan 135 (berjadual dan sewa).


Saat ini diperkirakan sekitar 600 pilot mancanegara bekerja di perusahaan penerbangan nasional, yaitu Lion Air, Citilink, Garuda Indonesia, Wings Air, dan Sriwijaya Air.


(M040/A011)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013