"Farmasi memiliki tanggung jawab atas kesehatan masyarakat saat mereka memeriksakan diri pada dokter dan membutuhkan obat," katanya pada seminar kefarmasian di Yogyakarta, Sabtu.
Oleh karena itu, menurut dia, profesi kefarmasian juga harus dikenalkan pada masyarakat secara luas. Hal itu penting karena yang paling kompeten tentang obat-obatan adalah orang-orang farmasi.
"Farmasi yang semestinya menjamin bahwa pasien mendapatkan obat yang benar, digunakan dengan cara yang tepat, dan menghasilkan efek yang diharapkan," katanya.
Selain itu, kata dia, farmasi juga yang bertanggung jawab jika ada masalah terkait dengan obat, seperti salah memberikan obat dan menimbulkan efek samping yang membahayakan pasien.
Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, penting untuk membentuk Farmasi Klinik. Farmasi Klinik merupakan disiplin ilmu kesehatan, di mana apoteker memberikan perawatan pada pasien dengan mengoptimalkan terapi obat, dan mempromosikan kesehatan serta pencegahan penyakit.
Ia mengatakan, strategi Farmasi Klinik itu lebih memfokuskan pada Interprofessional Education (IPE), yakni kerja sama dari berbagai profesi yang berbeda untuk mengeksplorasi berbagai masalah kesehatan secara bersama.
"Jadi, orang-orang farmasi bukan hanya yang bekerja menjadi apoteker, tetapi juga bisa bekerja bersama dengan dokter, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lain dalam mendampingi pasien untuk mengetahui terapi yang sudah dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya," katanya.
(B015/N002)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013