Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci, M.Kes yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan para orang tua tentang pentingnya vaksinasi bagi sistem kekebalan tubuh anak-anak.
"Vaksinasi sangat penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh kita. Melalui vaksinasi, kita dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan merespons ancaman potensial seperti virus," ujar Miza dalam siaran resminya, Rabu.
Vaksinasi memiliki peran vital dalam melawan penyakit yang mengancam jiwa, karena setiap vaksin memiliki target untuk melawan penyakit yang dapat menyebabkan kematian, kecacatan, atau wabah.
Beberapa jenis vaksin yang tersedia, kata Miza, antara lain vaksin hepatitis B, polio, BCG (Bacillus Calmette-Guérin) untuk tuberkulosis, HIB (Haemophilus influenzae tipe B) untuk pneumonia atau meningitis, DPT (Difteri, Pertusis (batuk rejan), dan Tetanus), dan lainnya.
Menurut dokter yang berpraktik di RSIA Tumbuh Kembang di Depok itu, vaksinasi primer melibatkan serangkaian dosis vaksin pada bayi untuk merespons antibodi awal. Misalnya, vaksin DPT diberikan pada bayi usia dua, tiga, dan empat bulan, secara berurutan.
Baca juga: Kemenkes: Anak yang tak sekolah masuk sasaran vaksinasi HPV
Baca juga: Pemerintah persiapkan vaksinasi COVID-19 anak usia di bawah enam tahun
Namun, kadar antibodi bisa menurun, sehingga diperlukan dosis penguat pada bayi usia 18 bulan dan lima tahun.
“Pada usia sekitar 16 bulan, antibodi anak mulai turun. Sebelum antibodinya habis, kita perlu melakukan booster DPT yang biasa dilakukan di 16 bulan, atau setelah dua bulan diberikan booster maka di usia 18 bulan. Booster untuk menguatkan, bisa berkali lipat antibodinya, sehingga perlindungannya lebih kuat dan lebih panjang,” jelas Miza.
“Setelah diberikan booster ini, biasanya antibodi akan mulai menurun sekitar di usia empat tahun, pada saat sekitar usia empat tahun itu mulai menurun, maka di usia lima tahun diberikan booster DPT lagi,” tambahnya.
Apabila tidak melakukan vaksinasi pada usia-usia tersebut, Miza menekankan tidak ada kata terlambat dalam menjalani imunisasi.
Kecuali, untuk vaksin pencegah penyakit TBC seperti BCG dan rotavirus (pencegah penularan diare) yang memiliki batasan usia. Namun, penting untuk tidak menunda imunisasi karena dapat membuat anak rentan terhadap penyakit.
Bagi orang tua yang meragukan atau bingung dengan status imunisasi anaknya, Miza mengimbau orang tua mengunjungi fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Dengan memberikan catatan vaksinasi anak, tenaga kesehatan dapat mengevaluasi vaksin mana yang perlu dilengkapi.
Miza juga menekankan pentingnya untuk tidak menunda imunisasi karena dapat membuat anak rentan terhadap penyakit.
Baca juga: Dokter: Penuhi vaksinasi anak sesuai jadwal sebelum liburan
Di sisi lain, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Kalventis Sinergi Farma juga turut mengedukasi masyarakat tentang peran penting vaksinasi primer dan booster. Dalam hal ini, untuk meningkatkan kesadaran orang tua terhadap kesehatan buah hati sejak dini.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi dapat mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun. Franchise Manager di PT Kalventis Sinergi Farma, Dainty Loresia, pun memperhatikan bahwa vaksinasi secara efektif dapat mengurangi risiko sejumlah penyakit, hingga mencegah kematian dan komplikasi penyakit.
“Kalventis memiliki sejumlah vaksin, salah satunya vaksin 6 in 1 (hexavalent vaccine), yang memiliki teknologi siap pakai atau tidak perlu pencampuran lagi untuk menjamin ketepatan dosis,” papar Dainty.
“Vaksin kombinasi ini hanya dengan satu suntikan dapat melindungi dari enam penyakit berbahaya yaitu, Difteri, Tetanus, aPertusis, IPV, Hepatitis B, dan Hib (Haemophilus influenza tipe B). Hal ini berbeda dengan monovalent, karena kalau kita satu suntikan sudah bisa mencegah enam penyakit yang menular dan berbahaya,” sambungnya.
Pendekatan tersebut diyakini lebih efisien dan memungkinkan lebih banyak anak untuk menerima beberapa vaksinasi sekaligus. Dainty juga mencatat bahwa vaksinasi kombinasi mengurangi risiko paparan anak-anak terhadap pasien sakit lainnya ketika sedang berada di rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
"Vaksin Kalventis juga ada vaksin booster atau pre-school vaksin booster. Selain DTaP, juga terkandung IPV (polio suntik) sebagai booster dan itu ada empat dalam satu suntikan. Jadi kalau tadi itu kalau kita ada vaksin heksavalen 6 in 1 di usia dua, tiga, empat atau dua, empat, enam bulan, kemudian ada booster di usia 18 bulan, dilanjutkan lagi dengan pre-school booster, mulai dari lima tahun ada vaksinnya DPT + polio, jadi cukup lengkap,” tutup Dainty.
Baca juga: Vaksinasi kurangi risiko anak kena infeksi demam berdarah berat
Baca juga: IDAI luncurkan Rekomendasi Imunisasi Anak terbaru pada CIU 2023
Baca juga: WHO luncurkan kampanye "Big Catch-up" untuk vaksinasi anak
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023