New York (ANTARA) - Dalam lima bulan pertama di tahun 2023, COVID-19 menyebabkan lebih dari 37.000 kematian di Amerika Serikat (AS).
Para ilmuwan memperkirakan angka kematian tahunan akibat COVID-19 di AS mencapai setidaknya 100.000, demikian menurut sebuah artikel opini yang dipublikasikan oleh The Mercury News pekan lalu.
Angka kematian COVID-19 itu menunjukkan kegagalan berlanjut sistem kesehatan masyarakat di AS untuk memanfaatkan sepenuhnya peralatan medis dan mengkomunikasikan risiko berkembang pada fase pandemi, urai artikel tersebut.
Perkiraan angka kematian COVID-19 tahunan yang mencapai setidaknya 100.000 tersebut lebih besar daripada penyakit-penyakit menular lainnya di AS, papar artikel itu.
Virus tersebut terus berevolusi. Subvarian XBB.1.16, yang sangat mudah menular, saat ini menyumbang sekitar 15 persen kasus COVID-19 secara nasional. Selain itu, subvarian itu diperkirakan pula akan menjadi galur (strain) yang dominan pada musim panas.
Pengawasan air limbah juga menunjukkan peningkatan keberadaan virus di New York City dan di wilayah lain, papar artikel itu.
"Sementara itu, darurat kesehatan masyarakat federal berakhir bulan lalu dan di seluruh negara tersebut pandemi sudah dilupakan. Tidak mengejutkan jika mereka yang paling rentan merasa diabaikan," lanjut artikel The Mercury News.
COVID-19 tidak pernah memperlakukan semua kelompok secara setara dan beberapa warga lanjut usia serta individu dengan gangguan kekebalan tubuh masih menghadapi risiko tertinggi mengalami penyakit serius, menurut artikel tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023