Sidoarjo (ANTARA News) - Luapan lumpur panas di sekitar lokasi pengeboran Banjarpanji (BJP) 1, di Desa Reno Kenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo hingga hari ke-16 makin meluas dan telah memasuki wilayah Kecamatan Tanggulangin. Upaya penahanan luapan lumpur selama ini juga belum banyak membantu, sehingga beberapa kali tim penanganan lumpur PT Lapindo Brantas ini sibuk mempersiapkan sejumlah tandon lumpur baru. Pantauan ANTARA News menyebutkan, luapan lumpur di Desa Renokenongo belum bisa ditampung dengan normal dan kini mulai masuk ke persawahan di jalan pembatas dengan Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin. Bahkan lahan persawahan sekitar 3,5 hektar sudah mulai digenangi luapan lumpur. Luapan lumpur tersebut masuk ke lahan sawah di Renokenongo dan Desa Kedungbendo, melalui tanggul yang dijebol warga Siring di sisi jalur Gempol Surabaya (km 38). Kades Kedungbendo, Hasan, mengatakan lahan sawah di desanya sudah digenangi luapan Lumpur, setelah tanggul yang berasal dari dari Desa Renokenonggo tidak mampu menahan besarnya lumpur. "Sebagian lahan sawah milik warga Kedungbendo sudah digenangi lumpur panas," katanya. Sebagai upaya penahanan luapan lumpur panas dan tidak menggenangi wilayah lain. Petugas operasi alat-alat berat terpaksa melakukan peninggian tanggul. Namun peninggian tanggul itu sempat diprotes warga, karena pembuatan tanggul tidak memakai tanah dari luar yang diurukan, melainkan mengangkat tanah sawah menjadi tanggul. Akibatnya lahan sawah milik warga menjadi rusak dan mulai tergenangi lumpur setinggi satu meter hingga 1,5 meter. Beruntung aksi protes tersebut bisa diredam, sehingga tidak menimbulkan konflik. Semburan gas bercampur air yang terjadi sejak, Minggu (28/5) hingga kini telah "menenggelamkan" tiga desa di Porong (desa Reno Kenongo, Siring dan Jati Rejo). Warga di tiga desa itu diungsikan ke sejumlah tempat yakni Mapolres Porong, Pasar Baru Porong dan Balai Desa Reno Kenongo. Puluhan hektare sawah/lahan tebu rusak dan puluhan rumah warga rusak serta tujuh pabrik tak bisa beroperasi, karena digenangi lumpur panas.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006