Surabaya (ANTARA) - Pengumuman laga FIFA Matchday Tim Nasional Indonesia versus Palestina di Surabaya memang kalah semarak dibandingkan kontra Argentina di Jakarta.

Sejak pertengahan Mei 2023, sebelum Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengumumkan secara resmi laga melawan Argentina, sudah muncul isu-isu informasi itu di dunia sosial media.

Awalnya ada yang percaya, ada juga yang tidak. Sebab, tak ada sumber resmi dari organisasi sepak bola Indonesia yang berbicara di hadapan media. Warga pun, khususnya pecinta sepak bola, dibuat menunggu.

Tidak lama kemudian, sang ketua umum bersama Wakil Ketua Umum PSSI Zainuddin Amali menggelar konferensi pers memastikan kedatangan Timnas Argentina. Informasi sangat penting dan bukan kabar kaleng-kaleng.

Bahkan beberapa hari setelahnya, dihadirkan pula sang komedian tersohor Cak Lontong untuk membuka sekaligus mendampingi saat mengumumkan tiket laga Tim Garuda menghadapi sang juara dunia, Tim Tango.

Bukan berlabel uji coba biasa, sebab ini adalah laga FIFA atau masuk dalam kalender resmi federasi sepak bola dunia tersebut.

Sorak-sorai jagat dunia maya terjadi. Sepak bola Indonesia, bahkan dunia tercengang dengan “bersedianya” Lionel Messi dan kawan-kawan bertanding di Stadion Gelora Bung Karno, di Ibu Kota.

Perang tiket pun tak terelakkan. Sempat beberapa pekan diduduki fenomena berebut beli tiket konser musik legendaris dunia, Cold Play, kini warganet berganti memburu tiket bola.

Seolah tak peduli harga, hanya dalam hitungan kurang dari 10 menit, sebanyak 20.000 tiket yang disediakan di awal ludes, mulai kelas ekonomi tribun atas atau kategori III (Rp600 ribu) hingga VIP yang harganya mencapai Rp4,25 juta pun sudah laku.

Masyarakat nyaris lupa, bahwa selain versus Argentina, Marselino Ferdinan dan kawan-kawan juga bertanding melawan Timnas Palestina.

Jadwalnya, Indonesia lawan Palestina pada 14 Juni 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, sedangkan menghadapi Argentina pada 19 Juni 2023 di Stadion Gelora Bung Karno.

Pada 5 Juni 2023, Timnas Indonesia mulai menggelar pemusatan latihan atau TC. Lokasinya di Surabaya. Meski hanya diikuti delapan pemain di awal dua hari pelaksanaan, tak membuat publik Kota Pahlawan terdiam.

Masif dan ramainya pemberitaan di media massa maupun media sosial mengenai TC Timnas di Lapangan THOR, mambuat warga penasaran. Apalagi euforia raihan medali emas Timnas U-23 di SEA Games Kamboja belum lama ini masih terasa.

Tak ayal, Lapangan THOR, yang lokasinya bersebelahan dengan Gelora Pancasila di Jalan Indragiri pun “diserbu”. Tak hanya puluhan, tapi ratusan orang berjejer melihat pemain idolanya berlatih dari balik pagar.

Kehadiran pelatih kepala Shin Tae-yong di tengah lapangan juga menjadi daya tarik pencinta sepak bola. Penonton bukan cuma dari Surabaya, tapi ada yang berasal dari Sidoarjo, Mojokerto, bahkan Pulau Madura.

Keikutsertaan sejumlah pemain keturunan di skuad Timnas juga menjadi magnet penggemar. Sandy Walsh dan kawan-kawan menjadi sasaran foto bareng.

Ini bukti bahwa masyarakat Indonesia sangat mencintai para pemain. Mereka bangga bisa dekat dan berswafoto dengan para idola.

Laga persaudaraan

Sejak diumumkan, dua laga Timnas pertengahan Juni ini adalah berlabel resmi alias bukan pertandingan biasa. Tim Indonesia harus bertanding melawan tim nomor wahid sejagat.

Sementara Timnas Palestina kini bercokol di peringkat 100 besar atau tepatnya di ranking 93 dunia. Di atas kertas, bisa jadi Palestina akan menang.

Tapi tunggu dulu, itu masih di atas kertas, bukan di atas lapangan hijau. Pada Rabu malam, Stadion GBT akan menjadi saksi bagaimana perjuangan Garuda mengepakkan sayapnya.

Terlepas dari hasil akhir, terdapat pesan dan harapan yang ditancapkan sejak awal, yaitu, laga persaudaraan. Meski wajib bermain serius, tapi garis silaturahim dan ukhuwah kedua tim menjadi pembeda.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan pernyataannya. Ia bangga ajang Indonesia vs Palestina digelar di wilayahnya. Suatu kehormatan besar yang tak bisa diungkapkannya dengan sekadar kata.

Semua pemain dan ofisial disambutnya. Melalui ajang bertajuk meet and greet di Balai Kota Surabaya, ribuan warga tumplek blek ingin melihat penggawa-penggawa kedua tim.

Cak Eri bahkan meminta suporter yang hadir di stadion untuk turut membentangkan bendera Palestina.

Pembentangan bendera Palestina itu didasari oleh rasa kemanusiaan, sekaligus bukti nyata dukungan terhadap perjuangan masyarakat Palestina.

"Ingat, Palestina adalah negara yang mengakui pada waktu Indonesia merdeka pertama kali oleh Presiden Soekarno," ujarnya.

Bukan hanya itu, dukungan yang dibawa saat pertandingan nanti juga untuk memperjelas posisi di mata dunia bahwa Indonesia selalu mendukung Palestina.

Pun demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menegaskan bahwa ini tak sekadar mengolah si kulit bundar atau bola.

Dinamakan seperti itu, karena dalam istilah olahraga, bola itu bentuknya bundar, lalu bahannya dilapisi kulit. Jadilah dinamai “si kulit bundar”.

Hal yang tak boleh dilupakan, ajang ini sekaligus untuk memperkuat persaudaraan dengan Palestina.

Laga ini bukan sekadar pertandingan biasa, melainkan juga mengandung misi solidaritas.

Sebab, sebanyak 10 persen hasil dari penjualan tiket akan disumbangkan untuk membantu perjuangan rakyat Palestina.

Pemilihan Palestina sebagai lawan Indonesia sesuai dengan kriteria yang diminta oleh pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong.

Juru taktik asal Korea Selatan itu ingin Timnas Indonesia melawan tim-tim dengan peringkat 100 besar FIFA.

Bagaimana Palestina?

Asisten Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) Susan Shalabi menyatakan tidak mencari siapa yang menang dan kalah dalam laga nanti.

Bagi Palestina, dan tentu bagi Indonesia, pertandingan ini menegaskan persaudaraan sejati.

Karena itu, Palestina juga mengucapkan banyak terima kasih atas apa yang telah dilakukan seluruh masyarakat Indonesia dalam mendukung negaranya.

Ucapan terima kasih juga disampaikannya kepada Presiden RI Joko Widodo, serta Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.

Indonesia juga disebutnya bukan hanya teman, tetapi saudara. Dan Timnas Palestina senang datang di Surabaya, di Indonesia.

Momentum Indonesia melepas kesempatan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga mendapat respek.

Meski mereka mengakui sangat sedih karena Indonesia tidak mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah. Dan, Palestina, disampaikannya, tidak akan melupakan itu.

Jutaan pasang mata penggemar bola di Tanah Air, bahkan di dunia akan fokus ke Surabaya. Hasilnya layak ditunggu.

Tiket Indonesia vs Palestina pun sudah habis sebelum waktunya. Harganya, Rp100 ribu untuk kelas ekonomi, dan Rp250 ribu bagi suporter duduk di tribun VIP.

Sebanyak 40 ribu pasang mata akan menyaksikannya langsung di salah satu stadion termegah di Tanah Air tersebut.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023