"Persoalan polusi plastik merupakan persoalan bersama secara global yang harus diselesaikan secara bersama pula," ujarnya dalam acara Festival Peduli Sampah Nasional yang digelar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nation Environment Programme memperkirakan jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat dari sekitar 9-14 juta ton per tahun pada tahun 2016 menjadi 23-37 juta ton per tahun pada tahun 2040.
Pada 29 Mei sampai 2 Juni 2023, pertemuan kedua Komite Perundingan antar Pemerintah (INC-2) di Paris menyoroti persoalan polusi plastik di seluruh dunia.
Pertemuan itu diharapkan menghasilkan kesepakatan dengan sifat legally binding secara internasional agar mengikat sebagai kekuatan bersama untuk mengatasi persoalan polusi plastik.
"Ini sejalan dengan upaya kita di Indonesia yang sedang menyiapkan konsep kerja zero waste, zero emission, seperti halnya kita bekerja dalam hal hutan dan penggunaan lahan dengan konsep kerja Folu Net Sink 2030," kata Menteri Siti.
L
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia mendalami dan memperluas strategi reduce, reuse, dan recycle dengan menerapkan skema pengelolaan sampah dengan mengoptimalkan rantai nilai.
Baca juga: KLHK catat 25 ribu bank sampah di Indonesia
Pemerintah menerapkan konsep ekonomi sirkular dan membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi dengan orientasi untuk sampah plastik menjadi pendekatan reuse, recycle, reorient, dan diversity.
Baca juga: KLHK nobatkan Bank Sampah Gunung Emas jadi bank sampah terbaik 2023
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023