Caracas (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Venezuela Henrique Capriles, kembali menuduh pemerintah berbohong mengenai kesehatan Presiden Hugo Chavez yang tengah menjalani pemulihan pascaoperasi kanker di Kuba.
"Kemungkinan besar, mereka telah berbohong kepada kami tentang kondisi presiden republik ini selama dua bulan terakhir, "kata Capriles dalam sebuah konferensi pers, Kamis, seperti yang dikutip dari AFP.
Ia mengatakan pihak berwenang di Caracas telah "berbohong" kepada rakyat dengan mengatakan mata uang nasional tidak mengalami devaluasi -- hanya untuk mengumumkan devaluasi dari bolivar lebih dari 30 persen, yang mulai berlaku Rabu.
"Jika seseorang dapat menandatangani dokumen, maka mengapa ia tidak bisa berbicara kepada bangsa? Oleh karena itu, mereka berbohong - presiden tidak benar-benar berbicara atau menandatangani apa-apa," kata Capriles.
Chavez, 58, belum terlihat atau terdengar sejak menjalani operasi kanker terakhirnya pada 11 Desember di Havana.
Wakil Presiden Nicolas Maduro, Rabu, mengatakan bahwa Chavez menjalani pengobatan yang "sangat sulit dan kompleks" di ibu kota Kuba.
Menolak untuk memberikan rincian tentang pengobatan itu, Maduro bersikeras bahwa Chavez menjalani perawatan kesehatannya dengan penuh "semangat juang."
Capriles, yang kalah dalam pemilihan umum presiden dari Chavez bulan Oktober 2012, mengatakan presiden bisa saja berada dalam kondisi yang "benar-benar berbeda" dari apa yang telah dijelaskan oleh para menteri di pemerintahannya.
Gubernur negara bagian Miranda itu menolak untuk mengatakan apakah ia akan kembali mencalonkan diri untuk jabatan presiden jika pemilihan khusus harus dilakukan apabila Chavez - yang telah berkuasa sejak tahun 1999 - tidak dapat melanjutkan pemerintahannya.
Chavez terlalu sakit untuk menghadiri pelantikannya sendiri pada tanggal 10 Januari yang mendorong pemerintah untuk menunda pelantikan hingga ke waktu tak terbatas berdasarkan interpretasi konstitusi yang banyak dikritik oleh oposisi.
Sejak pertama kali penyakitnya dideteksi pada Juni 2011, Chavez telah menolak untuk melepaskan kekuasaannya di kepresidenan.
(G003/H-AK)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013