Tashkent (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyerap berbagai aspirasi diaspora Indonesia di Uzbekistan dan Kyrgyzstan, di sela-sela kunjungan kerjanya di Tashkent, Uzbekistan, Selasa.

Salah satu aspirasi yang menarik perhatian Ma'ruf Amin ialah dari diaspora Indonesia di Kyrgystan bernama Rindi soal keberadaan tenaga pengajar Indonesia yang diakui di Kyrgystan.

"Sekarang, ada 13 guru di Kyrgyzstan. Citra positif guru Indonesia di sini alhamdulillah. Dulu, banyak guru dari Filipina, tapi seiring berjalan waktu, mereka melihat kualitas guru dari Indonesia tidak kalah," cerita Rindi kepada Ma'ruf Amin.

Rindi mengikuti acara dialog kebangsaan tersebut melalui sambungan Zoom dari Kyrgyzstan.

Dia bercerita sempat mengalami kendala bahasa saat awal bekerja di Kyrgyzstan. Namun, hal itu bisa diatasi karena ia mengajar di sekolah internasional yang kerap menggunakan Bahasa Inggris.

Baca juga: Wapres tiba di Uzbekistan disambut hangat pejabat setempat

Rindi juga mengungkapkan salah satu guru asal Indonesia di Kyrgystan pernah dinobatkan sebagai guru terbaik dalam sebuah perlombaan guru di negara itu. Dia mengatakan bahwa pekerjaan sebagai guru di Kyrgyzstan dapat menjadi peluang kerja sama kedua negara.

Selain itu, Rindi juga sempat menyampaikan kepada Ma'ruf Amin soal sulitnya mendapatkan produk asal Indonesia di Kyrgyzstan.

"Produk yang banyak masuk itu dari Thailand. Padahal, produk kita dengan Thailand banyak yang sama. Saya rasa produk Indonesia bisa masuk juga," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Ma'ruf Amin menyampaikan kebanggaannya bahwa guru dari Indonesia bisa diterima di luar negeri dan dianggap memiliki prestasi yang baik. Menurut Ma'ruf, cerita Rindi itu membuktikan bahwa kualitas sumber daya pengajar Indonesia sangat baik.

"Artinya, guru-guru kita tidak jelek. Buktinya, seperti di Kyrgyzstan dan daerah-daerah lain juga, di Malaysia, Brunei, bahkan ada di Amerika dan Eropa," jelasnya.

Baca juga: Wapres: Pemilu 2024 jadi proses lahir pemimpin transformatif

Sementara itu, terkait ekspor produk ke Kyrgyzstan, Ma'ruf Amin menyatakan Pemerintah Indonesia akan terus mendorong ekspor produk buatan dalam negeri ke berbagai negara.

Menurut dia, ekspor produk lokal ke luar negeri secara umum ditujukan untuk diaspora Indonesia di luar negeri. Namun, faktanya cukup banyak masyarakat lokal setempat yang juga menyukai produk asal Indonesia.

"Waktu saya ke Jepang juga banyak makanan kita masuk ke sana, selain untuk diaspora juga disukai masyarakat Jepang. Di China juga banyak orang China suka makanan Indonesia," tuturnya.

Selain Rindi, aspirasi juga datang dari diaspora Indonesia lain bernama Heni yang bekerja sebagai seorang terapis spa di Uzbekistan.

Heni berharap ada lebih banyak lapangan kerja bagi orang Indonesia dengan gaji memuaskan. Dia berterima kasih atas dukungan yang senantiasa diberikan KBRI kepada para WNI di Uzbekistan.

Baca juga: Wapres ajak diaspora Indonesia beri gagasan pembangunan

Menanggapi aspirasi Heni, Ma'ruf Amin mengingatkan kepada pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri untuk tidak menempuh jalur ilegal dalam bekerja.

Ma'ruf juga kembali mengingatkan maraknya tindak pidana perdagangan orang di luar negeri akibat adanya PMI yang menempuh jalur ilegal dalam bekerja.

"Ada yang pulang dalam keadaan tidak bernyawa. Pemerintah Indonesia sedang melakukan upaya pencegahan PMI ilegal, karena yang ilegal sulit di-monitor. Mudah-mudahan di sini (Uzbekistan) tidak ada," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan merangkap Kyrgyzstan Sunaryo Kartadinata menyebutkan jumlah WNI di Uzbekistan dan Kyrgyzstan sebanyak 157 orang, yang terdiri atas 99 orang di Uzbekistan dan 58 lain di Kyrgyzstan.

Sunaryo mengatakan sejauh ini tidak ada PMI ilegal yang bekerja di dua negara tersebut.

Baca juga: Wapres: Jalur Sutra Uzbekistan dan Jalur Rempah RI saling terkait

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023