hanyalah modus melindungi properti perumahan, pergudangan swasta, dan kawasan elit
Jakarta (ANTARA News) - LSM Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menolak pembangunan proyek "giant sea wall" di pantai Jakarta, karena dinilai memiliki tujuan tertentu selain hanya untuk mereklamasi.
"Upaya reklamasi hanyalah modus melindungi properti perumahan, pergudangan swasta, dan kawasan elit," kata Koordinator Divisi Pendidikan dan Penguatan Jaringan Kiara Selamet Daroyni di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, reklamasi juga berpotensi akan mengakibatkan terjadinya kegiatan penggusuran, kerusakan ekosistem pesisir dan laut, serta dinilai dapat menghilangkan akses nelayan melaut.
Ia memaparkan, reklamasi berimplikasi negatif karena dapat mengubah bentang alam dan aliran air dan menurunkan daya dukung lingkungan hidup yang ditandai dengan penurunan permukaan tanah dan kenaikan muka air laut (rob).
Kesemua hal tersebut, lanjutnya, juga akan diikuti dengan ancaman dampak perubahan iklim. "Terlebih bahan urug material yang digunakan juga telah mengakibatkan kerusakan ekosistem setempat dan wilayah lain," paparnya.
Selain itu, ketidaksetujuan Kiara karena LSM tersebut berpendapat dapat terjadinya intimidasi terhadap nelayan di seluruh wilayah yang terkena proyek reklamasi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menilai tanggul laut raksasa merupakan solusi atas permasalahan banjir rob yang kerap kali melanda wilayah Jakarta Utara.
"Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kanal Banjir Timur (KBT) tidak cukup untuk melindungi ibu kota dari bencana banjir, diperlukan Giant Sea Wall agar pengamanannya semakin lengkap, terutama dalam mengatasi banjir rob," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/2).
Menurut Jokowi, giant sea wall sangat diperlukan di Jakarta karena air laut terus mengalami kenaikan, sedangkan permukaan tanah semakin menurun.
Sebagai informasi, giant sea wall merupakan ide yang dicetuskan oleh mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo untuk mengatasi banjir di Jakarta, terutama di wilayah utara. Tanggul laut raksasa tersebut diperkirakan mampu melindungi ibu kota dari bencana banjir hingga seratus tahun ke depan.
Rencananya, pembangunan tanggul akan dilakukan mulai dari kawasan Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga, Tangerang hingga Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
(M040)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013