Secara keseluruhan pasar ekuitas bereaksi positif terhadap ekspektasi siklus kebijakan moneter mungkin mendekati puncaknya.
Hong Kong (ANTARA) - Saham Asia naik tipis pada awal perdagangan pada Selasa pagi, menyusul sesi positif di Wall Street sementara investor mengalihkan perhatian mereka ke data inflasi utama AS dan keputusan suku bunga Federal Reserve minggu ini.
Pada awal hari perdagangan Asia, indeks saham Asia-Pasifik terluas MSCI di luar Jepang terangkat 0,3 persen, sementara saham berjangka AS - e-mini S&P 500 - naik 0,1 persen.
Indeks Nikkei Jepang terangkat 1,59 persen dan indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,03 persen. Indeks saham-saham unggulan China CSI300 naik 0,05 persen pada awal perdagangan. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka turun 0,2 persen.
Baca juga: Saham Asia menguat menjelang pertemuan beberapa bank sentral utama
Pada Senin (12/6/2023), indeks S&P 500 dan Nasdaq naik ke level penutupan tertinggi sejak April 2022. Terangkat oleh keuntungan di kelas berat pasar Amazon, Apple dan Tesla, S&P 500 telah pulih 21 persen dari posisi terendah Oktober 2022, menandakan dimulainya pasar bullish baru, seperti yang didefinisikan oleh beberapa pelaku pasar.
S&P 500 naik 0,93 persen untuk mengakhiri sesi di 4.338,93 poin. Nasdaq naik 1,53 persen sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,56 persen.
Investor akan memantau dengan cermat data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS,yang akan dirilis pada Selasa, dan data Indeks Harga Produsen (IHP) yang akan dirilis Rabu (14/6/2023), untuk mengetahui seberapa jauh siklus pengetatan Fed telah berhasil mengekang inflasi.
Kenaikan indeks ekuitas sebagian mencerminkan ekspektasi untuk jeda pengetatan Fed untuk pertama kalinya sejak Januari 2022 dan untuk IHK dan IHP yang lebih rendah dari bulan sebelumnya, kata investor dan ahli strategi.
"Secara keseluruhan pasar ekuitas bereaksi positif terhadap ekspektasi siklus kebijakan moneter mungkin mendekati puncaknya," kata analis ANZ dalam sebuah catatan. "Pasar AS sekarang menilai probabilitas 72 persen bahwa Komite Kebijakan Moneter Federal Reserve (FOMC) akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu ini."
Baca juga: Saham Eropa dibuka menguat, fokus pertemuan bank-bank sentral
Di China, untuk menopang perekonomian, bank sentral memangkas suku bunga reverse repo tujuh hari sebesar 10 basis poin menjadi 1,90 persen dari 2,00 persen pada hari Selasa, ketika menyuntikkan 2 miliar yuan (279,97 juta dolar AS) melalui instrumen obligasi jangka pendek.
Sementara itu The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil, kejutan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Australia dan Bank Sentral Kanada minggu lalu masih membuat investor waspada terhadap gagasan siklus pengetatan yang berkepanjangan.
Bank Sentral Eropa akan menyampaikan keputusan suku bunganya pada Kamis (15/6/2023) dengan analis memperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan memberi sinyal bahwa ada lebih banyak ruang untuk dibahas. Namun Bank Sentral Jepang, yang akan mengumumkan rencananya pada Jumat (16/6/2023), diperkirakan akan mempertahankan kebijakan ultra-longgarnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai 3,7375 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 3,765 persen pada Senin (12/6/2023). Imbal hasil dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang akan suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, menyentuh 4,5749 persen dibandingkan dengan penutupan AS sebesar 4,592 persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023