Ketingian air Sungai Batanghari yang setiap jam terus naik, menambah daftar rumah warga yang terendam. Ditambah lagi hujan yang turun hampir setiap hari, serta adanya air kiriman dari kabupaten tetangga."

Jambi (ANTARA News) - Ketinggian air di Sungai Batanghari, Jambi terus meningkat, terutama di kawasan Kecamatan Marosebo Ulu, perbatasan Kabupaten Tebo dan Kabupaten Batanghari, hingga air memasuki perkampungan warga yang tidak jauh dari sungai tersebut.

Salah seorang warga Kecamatan Marosebo Ulu, Andi, ketika dihubungi, Kamis, mengatakan, ketinggian air Sungai Batanghari terus meningkat antara 15 Cm hingga 20 Cm, membuat rumah sebagian warga di Kecamatan Marosebo Ulu terendam banjir.

Bencana Banjir yang melanda Kabupaten Batanghari sejak sepekan terakhir semakin meluas. Rumah warga yang terkena banjir terus bertambah," katanya Andi.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari hingga kemarin, tercatat 11 ribu rumah warga yang tersebar di tujuh kecamatan masih terendam banjir yang mencakup 40 ribu jiwa, padahal sehari sebelumnya jumlah rumah warga yang terendam sebanyak sembilan ribu lebih.

"Ketingian air Sungai Batanghari yang setiap jam terus naik, menambah daftar rumah warga yang terendam. Ditambah lagi hujan yang turun hampir setiap hari, serta adanya air kiriman dari kabupaten tetangga," kata warga lainnya.

Pantauan di lapangan, banjir melanda tujuh kecamatan yaitu, Kecamatan Bathin XXIV, Muara Tembesi, Kecamatan Muara Bulian, Kecamatan Pemayung, Kecamatan Marosebo Ulu, Kecamatan Marosebo Ilir dan Kecamatan Mersam.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Batanghari Syamral Lubis mengatakan, ketinggian air dalam dua hari ke depan diprediksi masih akan meningkat, hal tersebut dipicu dengan cuaca yang terus hujan dan kiriman air dari kabupaten tetangga.

Ia juga menyebut di Kecamatan Muara Bulian semula hanya sedikit rumah warga yang terkena banjir, namun dua hari terakhir meluas, di dalam Kota Muara Bulian saja, air terlihat menggenangi jalan poros depan rumah dinas bupati Batanghari.

Akibat banjir yang melanda Kecamatan Bathin XXIV, sejumlah sekolah di kecamatan tersebut tidak bisa digunakan karena terendam air dengan ketinggian mencapai dua meter, hanya satu sekolah dalam 10 desa yang masih bisa melakukan aktivitas belajar mengajar, sekolah lainnya terpaksa diliburkan.

Di Kecamatan Muara Tembesi, rumah warga rata-rata tidak bisa ditempati lagi, salah satunya di Kelurahan Pasar Muara Tembesi, perekonomian di kelurahan tersebut lumpuh total, warga terlihat berangsur-angsur memindahkan barang-barang yang dianggap ke tempat pengungsian.

Dinas Sosial Kabupaten Batanghari menyediakan beberapa tenda darurat, namun ada juga warga yang lebih memilih membuat tenda sendiri di jalan-jalan yang belum digenangi air dan menempati mushola-mushola sebagai tempat berteduh dan mengungsi.

Sebagian warga ada yang mau mengungsi, namun ada yang tetap bertahan, karena mereka takut kehilangan barang-barang yang ada di rumah mereka, apalagi lokasi pengungsian juga jauh dari rumah mereka.

"Warga di sini kebanyakan tidak mau mengungsi, mereka takut meninggalkan rumah, karena masih banyak barang-barang di dalam rumah, seperti lemari es, mesin cuci, televisi dan lain-lain," kata Rusli, Lurah Pasar Muara Tembesi. (BS/E003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013