Kami berharap pemerintah maupun perbankan menyalurkan bantuan penguatan modal guna meningkatkan produksi,"

Lebak (ANTARA News) - Perajin produk khas kerajinan masyarakat tradisional Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, membutuhkan suntikan permodalan untuk mengembangkan usahanya.

"Kami berharap pemerintah maupun perbankan menyalurkan bantuan penguatan modal guna meningkatkan produksi," kata Kepala Pemerintahan Adat Baduy juga Kepala Desa Kanekes Dainah, di Lebak, Kamis.

Menurut dia, selama ini perkembangan kerajinan Baduy dinilai berjalan di tempat karena terbentur permodalan juga pemasaran.

Perajin saat ini sangat membutuhkan suntikan modal untuk mengembangkan usahanya.

Karena itu, kata dia, pihaknya berharap para perajin Baduy mendapat bantuan permodalan.

"Saya yakin jika mereka mendapat suntikan modal dipastikan usahanya berkembang," katanya.

Ia mengatakan, produk kerajinan Baduy di antaranya kain tenun, golok, tas koja, cindera mata, gula aren, pakaian, selendang, dan samping bisa bersaing di pasar domestik dann mancanegara.

Sebab para perajin tradisional tersebut memiliki nilai jual, sehingga perlu adanya peningkatan pengembangan usaha itu.

"Jika perajin Baduy itu menerima suntikan modal dipastikan berkembang dan bisa memenuhi pasar nasional," katanya.

Menurut dia, saat ini para perajin Baduy mengeluh karena turunnya omset penjualan akibat keterbatasan modal tersebut.

Perajin hanya mampu memasarkan produknya di kawasan Baduy dan tidak dipasok ke luar daerah.

Pihaknya berharap produk-produk kerajinan Baduy bisa ditampung oleh perusahaan.

Ia menilai produk kerajinan Baduy memiliki nilai jual di pasaran karena bahan bakunya terbuat dari alam, seperti tas koja terbuat dari akar pepohonan yang ada di hutan kawasan Baduy.

Begitu pula souvenir gantungan kunci terbuat dari tempurung kelapa, tali ikat tangan dari pohon teurep juga miniatur alat rumah tangga.

Harga produk Baduy, seperti kain tenun Rp65.000, baju Rp70.000, selendang Rp250.000, tas koja Rp25.000, kopiah Rp15.000, golok Rp300.000, pernak-pernik dari harga Rp15.000 hingga Rp25.000.

"Saya kira produk-produk Baduy bisa bersaing dengan produk pabrikan, karena dikerjakan secara tradisional," katanya.

Amir, seorang perajin Baduy mengaku selama ini mereka sangat membutuhkan permodalan guna mendongkrak produksi.

Selama ini, produk kerajinan Baduy tidak mengalami kemajuan pesat, bahkan, beberapa pekan terakhir pemasaran kerajinan Baduy tampak lesu.

Biasanya, kata dia, hari-hari libur banyak pengunjung mendatangi kawasan Baduy.

"Kami minta pemerintah dan perbankan bisa memberikan bantuan penguatan modal," katanya.
(KR-MSR/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013