Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) memperkuat stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagai instrumen untuk stabilisasi harga dan kondisi kedaruratan antisipasi dampak dari El Nino.

“Berbicara El Nino, artinya kita berbicara langkah-langkah antisipatif, karena menurut BMKG dampak El Nino mempengaruhi sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air. Kondisi ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi gagal panen yang berdampak pada krisis pangan,” kata Kepala Bapans Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin.

Arief mengatakan saat ini penyelenggaraan CPP telah berjalan untuk 11 komoditas pangan strategis, seperti beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging ruminansia, daging ayam, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, dan ikan.

“Sesuai Perpres 125 tentang penyelenggaraan CPP terdapat 11 komoditas pangan strategis yang harus diamankan stok dan ketersediaannya sebagai CPP. Namun dalam pelaksanaannya, untuk beberapa komoditas kita pecah lebih spesifik, seperti bawang menjadi bawang merah dan putih, serta daging ruminansia menjadi daging sapi dan kerbau. Semakin detail, maka semakin baik penyelenggaraan CPP dilakukan,” jelasnya.

Untuk beras, Arief menambahkan, Perum Bulog per 9 Juni 2023 memiliki stok cadangan beras 546 ribu ton dan beras komersial 55 ribu ton, sehingga total stok Bulog sekitar 601 ribu ton. Bulog juga terus menggenjot intensitas penyerapan beras produksi dalam negeri guna meningkatkan stok.

“Penyerapan beras terus kita dorong sebelum masuk masa semester Il 2023, tujuannya mengamankan stok operasional BULOG. Selain itu, perlu juga mengamankan kontrak dan realisasi untuk tahun 2023, sehingga apabila kembali dilakukan pengadaan stok telah memperhatikan prakiraan pos penyalurannya dan target stok di akhir tahun,” tuturmya.

Arief juga memastikan kegiatan perencanaan dan monitoring stok CPP tersebut dilakukan tidak terbatas hanya pada beras, namun juga pada seluruh komoditas pangan yang pengelolaannya berada di Bulog. Selain beras, Bulog mendapatkan penugasan untuk mempersiapkan CPP untuk komoditas jagung dan kedelai.

Sedangkan untuk komoditas lainnya, stok CPP gula pasir yang saat ini dimiliki BUMN Pangan ID FOOD, Bulog, dan PTPN terdapat sebanyak 123 ribu ton, dan untuk daging ruminansia stok CPP berada di angka 7,8 ribu ton.

Selain melalui penguatan CPP, pemerintah juga menyiapkan langkah antisipasi lainnya, termasuk kerja sama penguatan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari wilayah produksi ke wilayah defisit dan pelaksanaan operasi pasar atau Gerakan Pangan Murah (GPM) di provinsi dan kabupaten. Serta bantuan pangan beras untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan bantuan telur dan daging ayam untuk 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

“Dengan pelaksanaan yang lancar serta berdampak nyata baik bagi masyarakat, petani/peternak, dan upaya pengendalian inflasi, diharapkan pelaksanaannya bisa diperpanjang sehingga turut menjaga pasokan dan harga pangan sehingga mengurangi dampak El Nino,” ujarnya.

Tak hanya itu, antisipasi dampak El Nino juga dilakukan dengan mendorong perluasan penerapan Neraca Pangan dari tingkat provinsi sampai ke kabupaten/kota melalui penerapan Neraca Pangan Wilayah. Menurut Arief, diharapkan langkah ini dapat meningkatkan monitoring, pengawasan, serta integrasi pemetaan pangan nasional, sehingga mempercepat pengambilan kebijakan stabilisasi stok dan harga.

Baca juga: Pemerintah sampaikan langkah antisipasi dampak el nino terjadi Agustus
Baca juga: Bapanas: Penurunan produksi gula India sebabkan harga gula mahal
Baca juga: Kemenkes: Waspadai dampak El Nino yang picu kasus dengue meningkat

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023