Memang yang paling banyak itu di daerah Asia, ini paling banyak. Kemudian Indonesia juga termasuk golongan yang cukup tinggi, selain di Amerika Selatan...
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan ASEAN Dengue Day (ADD) merupakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk serius menangani penyakit dengue atau demam berdarah di kawasan ASEAN.
“Memang yang paling banyak itu di daerah Asia, ini paling banyak. Kemudian Indonesia juga termasuk golongan yang cukup tinggi, selain di Amerika Selatan, sehingga ini jadi hal yang paling bermasalah dan harus dikerjakan bersama-sama,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam Peringatan ASEAN Dengue Day 2023 di Jakarta, Senin.
Imran bercerita ADD digagas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi, Vietnam, pada 30 Oktober 2010. Indonesia menjadi pelopor peringatan ADD pada 15 Juni 2011.
Keikutsertaan Indonesia dalam ADD, lanjutnya, karena sejumlah tantangan dalam mengatasi dengue di dalam negeri seperti masyarakat lebih banyak memilih fogging.
Hal itu menunjukkan kewaspadaan masyarakat tentang gejala awal dengue dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) masih rendah, sebab lebih efektif jika upaya melalui 3M Plus dan pengadaan Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
Kemudian penyelidikan epidemiologi terhadap kasus baik terkait kontak atau risiko lingkungan masih belum maksimal, sehingga pencegahan dan penggerakan di daerah jadi kurang optimal.
Baca juga: Kemenkes temukan 35.694 kasus dengue di awal tahun 2023
“Sistem pembinaan atau kelompok kerja yang belum berfungsi dengan baik menyebabkan laporan kasus sering terlambat, respons terlambat hingga minimnya anggaran operasional. Ini menyebabkan keragu-raguan daerah dalam menentukan status Kejadian Luar Biasa (KLB),” ucapnya.
Belum lagi, kata dia, adanya perubahan iklim seperti El Nino, yang akan berdampak terhadap tingginya kasus dengue. Karena itu bersama dengan 10 negara di kawasan ASEAN, Indonesia berupaya memperkuat kerja sama mengatasi dengue.
Pada tahun ini melalui ADD yang bertajuk “Wujudkan Indonesia Bebas Dengue”, pemerintah berupaya menguatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan implikasi negatif dengue bagi masyarakat, keluarga, dan individu.
Pemerintah juga mengajak media untuk menyosialisasikan dan advokasi keterlibatan setiap individu dalam komunitas, bahwa pencegahan dan pengendalian dengue merupakan tanggung jawab bersama.
Tujuan lainnya, kata dia, mempromosikan dan mengkampanyekan tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif dan efisien, diantaranya meningkatkan kerja sama antar negara anggota ASEAN (AMS) untuk pencegahan dan pengendalian dengue jangka panjang, termasuk penggunaan teknologi baru dan tepat dalam deteksi dan pemantauan demam dengue dan metode pengendalian nyamuk.
“Karena (penyebaran dengue) tidak di semua negara ada, maka dengue masih menjadi Neglected Tropical Diseases (NTD), kondisinya hanya ada di beberapa negara. Jadi perlu mendapat perhatian dari kita semua,” katanya.
Baca juga: Suhu hangat persulit berantas infeksi virus dengue di Indonesia
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023