Penuntasan masalah sampah sangat 'urgent' untuk dilakukan sampai ke titik zero waste zero emission seperti target pemerintah pusat

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, membuka peluang kerja sama pengolahan sampah yang memiliki teknologi terbarukan dengan China, dalam upaya untuk mewujudkan pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir.

Wali Kota Malang Sutiaji dalam taklimat media yang diterima di Kota Malang, Senin mengatakan bahwa pihaknya saat ini menggali peluang kerja sama di bidang pengelolaan sampah yang memiliki teknologi terbarukan untuk mencapai Zero Waste Zero Emissions.

"Saya berada di tempat pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Inilah yang akan kita adopsi, kita usahakan, utamanya di Kota Malang," kata Sutiaji yang saat ini tengah melakukan kunjungan kerja ke China itu.

Dalam kesempatan itu, ia mengunjungi salah satu pusat pengelolaan sampah yang ada di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Tempat pengolahan sampah tersebut fokus pada pengelolaan sampah menjadi sejumlah produk multifungsi bernilai ekonomi.

Ia menjelaskan, komitmen untuk menuntaskan permasalahan sampah serta menghadirkan kualitas lingkungan hidup di Kota Malang yang semakin baik harus terus dikedepankan. Terlebih Kota Malang berharap bisa menerapkan Zero Waste Zero Emission.

"Penuntasan masalah sampah sangat 'urgent' untuk dilakukan sampai ke titik zero waste zero emission seperti target pemerintah pusat," katanya.

Ia menambahkan, populasi masyarakat Kota Malang saat ini terus bertambah, yang juga dipengaruhi dengan jumlah pendatang. Dengan kondisi tersebut, menimbulkan permasalahan terkait sampah plastik dan sampah rumah tangga.

"Seperti kita tahu, sampah plastik menjadi ancaman sangat lama terurai. Maka dibutuhkan manajemen pengelolaan sampah yang tepat," ujarnya.

Ia mengatakan dari informasi yang diperolehnya teknologi yang digunakan pada tempat pengelolaan sampah di China tersebut diklaim mampu mengolah sampah dengan tidak menyisakan residu. Sampah dipilah sesuai dengan jenisnya, seperti material besi, plastik, maupun material organik.

Dengan penerapan teknologi tersebut, kantong-kantong plastik yang selama ini menjadi permasalahan lingkungan dapat di proses menjadi bahan yang memiliki nilai guna sesuai dengan kebutuhan, berupa batako, bata ringan atau palet plastik.

Ia menambahkan, dengan penerapan teknik-teknik modern pengelolaan sampah akan sangat diperlukan dalam upaya mendukung percepatan target Zero Waste Zero Emission. Pemerintah Kota Malang berupaya melakukan kolaborasi akan mendorong percepatan tersebut.

"Kita belajar sampai ke Tiongkok, dimana ini negara dengan populasi terbesar di dunia. Tentu mereka juga memiliki permasalahan tentang sampah dan bagaimana mengelolanya. Tidak ada salahnya kita berkolaborasi untuk diterapkan di Kota Malang," katanya.

Saat ini berbagai upaya pengelolaan sampah di Kota Malang sudah banyak dilakukan seperti Bank Sampah Malang (BSM) yang menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) sehingga dapat mengubah sampah menjadi produk kriya, fesyen, seni dan karya kreatif lainnya.

Selain itu, partisipasi aktif dari masyarakat Kota Malang untuk ikut memilah sampah dari hulu hingga ke hilir menjadi bagian penguat dari upaya mencapai target pemerintah Zero Waste Zero Emissions, demikian Sutiadji.

Baca juga: Wali Kota Malang ajak China wujudkan "Silicon Valley"

Baca juga: Kota Malang terapkan TPS 3R untuk pengelolaan sampah

Baca juga: Wali Kota Malang perkenalkan produk unggulan UMKM di KBRI Beijing

Baca juga: Universitas Brawijaya teliti manajemen sampah makanan Kota Malang

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023