Menurut Buwas, sapaan akrabnya, operasi pasar terbatas dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan dari oknum pedagang beras yang mengganti karung beras Bulog dan dijual dengan harga beras premium.
"Dulu kita berikan secara curah karena ada contohnya kemarin di Banten, begitu kita berikan curah, terus ada penyimpangan karena langsung diganti karungnya, mereknya, terus langsung dijual dengan harga premium," kata Buwas saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Buwas mengatakan BUMN pangan tersebut menjual beras kualitas premium dengan harga sesuai HET, sehingga dikhawatirkan operasi beras dalam bentuk curah ke pedagang akan menimbulkan kecurangan yang merugikan konsumen.
Baca juga: Realisasi penyaluran bansos beras capai 35 persen
Ia juga mengakui bahwa Bulog masih terus memantau harga beras yang cenderung naik.
Menurut Buwas, kenaikan harga tersebut dipengaruhi oleh terbatasnya distribusi pupuk bersubsidi, kenaikan harga BBM dan faktor lainnya.
Namun demikian, ketersediaan beras di pasar masih mencukupi kebutuhan masyarakat dan petani pun tengah menikmati keuntungan akibat kenaikan harga ini.
"Masih dalam taraf kita pantau terus, mudah-mudahan ini juga bisa kita tekan ya terutama untuk ke hilirnya tapi kita tidak terus berarti mengabaikan kepentingan petani yang sekarang petani kan sedang menikmati harga tinggi ya," katanya.
Baca juga: Buwas akui kondisi beras di gudang Bulog hampir kosong
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik 3,37 persen menjadi Rp5.583 per kilogram dan di tingkat penggilingan naik 3,77 persen menjadi Rp5.732 per kilogram pada Mei 2023.
Sementara itu, rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani tercatat sebesar Rp6.158 per kilogram atau naik 0,86 persen secara bulanan. Sedangkan harga GKG di tingkat penggilingan sebesar Rp6.264 per kilogram atau naik 0,71 persen.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023