Masyarakat lokal akan menjadi prioritas untuk penyerapan ke industriJakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin), melalui unit pendidikan vokasi Akademi Komunitas Manufaktur Bantaeng (Akom Bantaeng), Sulawesi Selatan, menjalin kerja sama dengan empat industri logam terkait penyediaan SDM industri kompeten.
Akom Bantaeng menandatangani MoU dengan PT Merdeka Tsingshan Indonesia, PT Wahyu Pradana Bina Mulia, PT Biota Laut Ganggang, dan PT Indonesia Pomalaa Industrial Park.
"Akom Bantaeng merupakan salah satu dari empat unit pendidikan tinggi Kemenperin yang didampingi oleh S4C, sebuah lembaga yang didukung pemerintah Swiss dan BPSDMI untuk melakukan pendampingan pengembangan sekolah dan peningkatan hubungan kemitraan dengan industri," kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin Emmy Suryandari dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Salah satu yang difasilitasi ahli S4C Swiss adalah metode penyusunan kurikulum yang lebih dikenal sebagai dacum atau developing a curriculum, yakni sebuah metode pengembangan kurikulum yang mempermudah dalam menggali kebutuhan kompetensi jabatan yang diterjemahkan dalam sebuah kurikulum pembelajaran.
Akom Bantaeng kini telah memiliki 26 mitra industri di bidang mineral dan logam. Selain itu, unit pendidikan tersebut juga akan menjajaki kerja sama penelitian industri dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain itu, Indonesia Weda Bay Industrial Park, area industri terintegrasi yang berfokus pada pemrosesan logam berat yang berlokasi di Maluku Utara, juga akan turut menjalin kerja sama dengan Akom Bantaeng terkait penyediaan SDM industri kompeten.
"Masyarakat lokal akan menjadi prioritas untuk penyerapan ke industri. Terkait kerja sama ke depannya, kami bicarakan bersama terkait skema rekrutmen mahasiswanya," kata Deputy Manager HR, Training & Development Division Indonesia Weda Bay Industrial Park Muhammad Adam.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Masrokhan mengatakan Kemenperin menyusun kebijakan pengembangan SDM industri yang kompeten melalui pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match dengan industri dan menerapkan pola pendidikan dual system untuk mendongkrak kinerja sektor industri di Tanah Air.
"Kami telah memiliki 11 politeknik, dua akademi komunitas, serta sembilan SMK-SMTI/SMAK yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia untuk mencetak calon tenaga kerja industri yang kompeten dan siap kerja," katanya.
Baca juga: Sektor ILMATE tumbuh 14,23 persen sepanjang triwulan I 2023
Baca juga: Kemenperin dukung P3DN melalui "e-purchasing" untuk bantu IKM Logam
Baca juga: Kemenperin cetak SDM berkompeten industri pengolahan logam
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023