Harga minyak terperangkap dalam bentrokan antara dua kekuatan yang berlawanan
Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit melemah di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, menjelang pertemuan Federal Reserve karena investor mencoba mengukur selera bank sentral untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut, sementara kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar China dan meningkatnya pasokan minyak mentah Rusia membebani pasar.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 29 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 74,50 dolar AS per barel pada pukul 00.58 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 24 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan pada 69,93 dolar AS per barel,
Kedua harga acuan mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut pekan lalu karena data ekonomi China yang mengecewakan meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan di importir minyak mentah terbesar dunia itu, mengimbangi dorongan harga dari Arab Saudi yang memotong tambahan produksi 1 juta barel per hari pada Juli. .
"Harga minyak terperangkap dalam bentrokan antara dua kekuatan yang berlawanan, alokasi aset bearish yang mengarah ke kontraksi moneter dan spekulan minyak bullish memperkirakan persediaan yang lebih rendah di semester dua 2023," kata Francisco Blanch dari Riset Global Bank of America dalam sebuah catatan.
"Alokator bearish akan mempertahankan keunggulan untuk saat ini, karena harga minyak berjuang untuk reli sampai Fed mengurangi pasokan uang," kata Blanch. Bank masih memperkirakan minyak mentah Brent rata-rata sekitar 80 per barel pada tahun 2023.
Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS untuk membiarkan suku bunga tidak berubah ketika menyimpulkan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada Rabu (14/6/2023). Kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat greenback, membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan membebani harga.
Mengenai pasokan, meskipun Arab Saudi berjanji untuk memangkas produksi minyak empat kali dalam satu tahun terakhir, pasokan Rusia telah tertahan karena sanksi direkayasa dengan cara yang tidak terlalu berdampak pada produksi, kata Blanch.
Ekspor minyak Rusia ke China dan India telah meningkat meskipun ada penerapan embargo Uni Eropa dan mekanisme batas harga Kelompok Tujuh (G7) yang dimulai pada awal Desember.
Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak karena pasokan yang lebih tinggi dari perkiraan dari Rusia dan Iran menaikkan perkiraan pasokan 2024 untuk kedua produsen dan Venezuela dengan total 800.000 barel per hari.
Perkiraan harga minyak mentah bank untuk Desember sekarang mencapai 86 dolar AS per barel untuk Brent, turun dari 95 dolar AS, dan pada 81 dolar AS per barel untuk WTI, turun dari 89 dolar AS.
Baca juga: Harga minyak turun tertekan lonjakan rig pengeboran minyak Kanada
Baca juga: Minyak stabil di Asia, investor pertimbangkan penawaran dan permintaan
Baca juga: Harga minyak jatuh di awal sesi Asia terseret kekhawatiran permintaan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023