"Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting sebagai sarana efektif dalam menangani permasalahan narkoba di Indonesia. Bila Pancasila itu benar-benar dijalankan secara jujur dan benar,"
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengajak generasi muda untuk mengamalkan pancasila, yang dianggap efektif dalam menangani permasalahan Narkoba.
"Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting sebagai sarana efektif dalam menangani permasalahan narkoba di Indonesia. Bila Pancasila itu benar-benar dijalankan secara jujur dan benar," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan oleh Hidayat dalam sosialisasi 4 pilar MPR RI yang bekerja sama dengan Gerakan Pemuda Jakarta Anti Narkoba (GPJAN) di Bogor, Jawa Barat. Empat pilar MPR yang dimaksud adalah Pancasila, UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Persoalan mengenai narkoba ini memang bukan hanya permasalahan Indonesia, tetapi dunia seperti terorisme juga. Hingga Ketua BNN pernah menyebutnya sebagai Narkoterorisme," ungkapnya.
Maka dalam konteks Indonesia, kata dia, sangat penting untuk mengatasinya dengan mengedepankan implementasi Pancasila secara konsekuen, baik dan benar, oleh semua kalangan, termasuk Generasi Muda Anti Narkoba.
HNW mengaku sudah menyampaikan pentingnya peran Pancasila dalam menangani persoalan anak muda, termasuk yg terkait dengan narkoba. Bahkan itu sudah sejak lama dilakukan, misalnya di forum internasional, di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Genewa, Swiss pada 2019 lalu. Kala itu, ia hadir diundang sebagai anggota Dewan Tertinggi dari Muslim World League (MWL), sebuah organisasi keIslaman internasional yang berpusat di Mekah, Saudi Arabia.
“Pidato saya yang berbahasa Arab tersebut saya kaitkan dengan tema Pancasila sebagai sarana efektif menanggulangi masalah generasi muda mengatasi masalah narkoba, terorisme dll. Alhamdulillah, pidato tersebut diterima dengan baik oleh para peserta dari berbagai negara lain, termasuk juga pimpinan Muslim World League,” ungkapnya.
Dalam konteks kekinian di Indonesia, HNW mengatakan persoalan narkoba masih terus menjadi teror bagi rakyat Indonesia, hingga disebut sebagai Narkoterorisme. Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), pelaku kejahatan narkoba dan kerugian ekonomi akibat narkoba semakin meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya, terkait dengan kerugian ekonomi dan keuangan. Pada 2015 lalu, menurut BNN, kerugian ekonomi keuangan akibat narkoba sebesar Rp 63 triliun.
“Kemudian menurut BNN, pada tahun 2021, bukannya turun, kerugian keuangan malah naik menjadi Rp 84 triliun pada 2023,” ujarnya.
Selanjutnya, jelas HNW, masih merujuk kepada laporan BNN, para pelaku kejahatan narkoba di kalangan generasi muda juga semakin meningkat.
“Pada rentang waktu 2021 – 2022 terdapat kenaikan 11,1 persen atau sebanyak 851 kasus. Bahkan menurut BNN, pada tahun 2015 saja setiap hari ada 50 warga yang meninggal karena Narkoba. Benar-benar jahat, layak disebut sebagai Narkoterorisme," katanya menegaskan.
Pewarta: Fauzi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023